Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Mengapa Sebagian Besar Supermarket Tidak Punya Jendela

Kompas.com - 30/10/2021, 07:07 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Saat sedang berbelanja kebutuhan sehari-hari, pernahkah kita memerhatikan bahwa supermarket sering kali tidak memiliki jendela? Pun, jika ada, jendelanya pasti hanya terletak di bagian depan toko saja.

Ya, kita mungkin tidak terlalu memerhatikan fitur arsitektur bangunan tempat kita berbelanja karena kita berada di sana untuk berbelanja kebutuhan sehari-hari, bukan mengagumi tata interiornya.

Tapi, perlu kita ketahui bahwa sebagian besar supermarket memang tidak memiliki jendela supaya kita dapat lebih fokus untuk berbelanja. Ini merupakan salah satu trik supermarket untuk membuat kita berbelanja lebih lama.

"Biasanya supermarket ingin menciptakan lingkungan terpisah di dalam toko, di mana dunia luar tidak ada," jelas pakar belanja yang mempelajari perilaku belanja dan psikologi, Andrei Vasilescu.

"Dengan begitu, kita tidak akan terganggu oleh hujan, sinar matahari, atau fakta bahwa anak-anak kita sedang menunggu di tempat parkir," sambung dia.

Baca juga: Jangan Lakukan Hal Tidak Sopan Ini saat Belanja ke Swalayan

Vasilescu mengungkapkan bahwa trik seperti ini juga digunakan untuk membuat pengunjung lupa waktu atau tidak menyadari bahwa hari sudah mulai gelap.

"Ini benar-benar berkontribusi pada pengalaman berbelanja yang menyeluruh," ujarnya.

Menghindari sinar matahari dari juga dapat membuat produk yang dijual lebih awet karena beberapa produk dapat rusak lebih cepat di bawah sinar matahari langsung.

Terlalu banyak paparan sinar matahari bahkan dapat menyebabkan label kemasan memudar. Selain itu, memiliki jendela juga akan mengurangi ruang yang tersedia untuk memamerkan produk.

"Dinding eksterior memiliki penopang struktural yang kuat dan dapat menahan barang yang lebih berat di rak dinding tersebut," kata seorang arsitek dengan keahlian dalam desain ritel, Margine Biswas.

"Belum lagi, jendela dan etalase itu mahal, jadi kemungkinan pihak supermarket ingin meminimalisir biaya konstruksi bangunan," lanjut dia.

Baca juga: Tips Berbelanja Cepat di Supermarket Saat Pandemi

Pencahayaan alami lebih disukai

Di Jerman, beberapa supermarket seperti Aldi lebih memilih pencahayaan alami, baik itu dari jendela atau kubah di langit-langit.

Karena ada beberapa toko dengan jendela memiliki produk yang jadi tidak awet, kaca jendela pun diganti dengan panel yang dirancang khusus yang mengurangi potensi panas dan radiasi UV.

Sebuah studi National Renewable Energy Laboratory pada tahun 2002 menilai efek cahaya alami pada pembeli.

Hasilnya, para pembeli justru merasa jauh lebih nyaman ketika ada lebih banyak cahaya alami di sekitarnya. Mereka juga lebih mampu mengidentifikasi produk dan orang lain di toko.

Kendati demikian, perlu dicatat bahwa penelitian ini menilai cahaya alami di semua ruang ritel, bukan hanya toko kelontongnya saja, dan menambahkan lebih banyak cahaya alami tetap menjadi sebuah tantangan.

Baca juga: Sabtu-Minggu, Hari Tersibuk di Supermarket Indonesia, Kenapa?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com