6. Libatkan si kecil saat memilih dan mempersiapkan hidangan dan menata meja makan
Jangan gunakan sembarang camilan sebagai “iming-iming”. Berikan pilihan camilan sehat, seperti buah-buahan dan yogurt.
7. Ajarkan anak untuk membaca label pada kemasan makanan saat berbelanja
8. Kurangi makanan siap saji di restoran. Tunjukkan pentingnya menikmati makanan bersama keluarga dengan hidangan sehat yang dimasak di rumah.
Baca juga: Jangan Biasakan Anak Makan Sambil Main Gadget
Hati-hati, kebiasaan makan kurang baik berdampak bisa akibatkan kekurangan gizi
Seperti yang sudah dijelaskan dr. Attila Dewanti, Sp.A (K), ternyata kebiasaan makan yang baik juga berdampak pada seberapa banyak asupan gizi yang diterima anak.
Jika asupan gizi tidak seimbang, si buah hati bisa saja mengalami kekurangan gizi.
Dilansir dari ausmed, ada beberapa dampak kesehatan yang berpotensi dirasakan anak jika mengalami kekurangan gizi.
Adapun, kekurangan gizi yang disebabkan kebiasaan makan kurang baik pada anak terbagi atas gizi kurang dan gizi lebih. Keduanya merupakan penyakit defisiensi yang disebabkan oleh kekurangan gizi.
Pada kasus gizi kurang minat belajar anak menjadi rendah, perkembangan kognitif dan kinerja akademik terpengaruh, terganggunya pertumbuhan dan kematangan fisik, hingga berdampak pada laju pertumbuhan, berat badan, dan tinggi badan.
Sedangkan, pada kasus gizi lebih dapat dilihat dari kelebihn berat badan yang dialami anak. Jika hal ini dibiarkan, maka dikhawatirkan anak akan mengalami obesitas.
Obesitas sendiri sebenarnya adalah bentuk khusus dari malnutrisi, karena kelebihan asupan gizi yang tidak seimbang yang cenderung mengakibatkan kepadatan nutrisi yang rendah serta kandungan lemak dan karbohidrat yang tinggi (Tanumihardjo et al. 2007).
Baca juga: Simak, Ini Sederet Nutrisi Penting bagi Anak yang Aktif dan Senang Berolahraga
Perlunya konsultasi dengan praktisi kesehatan
Untuk mengetahui apakah anak sudah mendapatkan gizi yang cukup, tak ada salahnya jika orang tua mengandalkan peran praktisi kesehatan.
Dalam hal ini, orang tua dapat meminta praktisi kesehatan untuk mengidentifikasi kecenderungan gizi kurang atau gizi lebih pada anak.
Berkaitan dengan penilaian kekurangan gizi pada anak, praktisi kesehatan dapat mempertimbangkan ukuran antropometri, seperti grafik pertumbuhan, indeks massa tubuh, skor Z, dan ketebalan lipatan kulit.
Selain itu, dapat dilakukan juga melalui pengukuran status gizi anak dengan menggunakan berbagai ukuran agar dapat memahami keadaan gizi anak secara komprehensif.
Dengan demikian, dari makronutrien hingga mikronutrien, praktisi kesehatan dapat secara efektif dan tepat menasihati orang tua dan anak-anak tentang pentingnya diet dan nutrisi. Oleh karenanya, pola dan kualitas makanan yang jelas sangatlah penting.
Baca juga: Coba Metode Jam Makan Serat Ini agar Anak Cukup Nutrisi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.