Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dialami Zayn Malik dan Gigi Hadid, Kenali 10 Tanda Toxic Relationship

Kompas.com - 31/10/2021, 15:22 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

"Itu bisa jadi tanda toxic relationship jika kita terlalu malu untuk memberi tahu kepada orang lain tentang apa yang pernah dilakukan atau dikatakan pasangan pada kita," ujar psikiater, Ndidi Onyejiaka, MD.

Baca juga: 5 Aktivitas yang Dapat Memperkuat Ikatan Keluarga

8. Kita beralasan tentang perilaku buruk pasangan

Ketika menjadi korban toxic relationship, kita cenderung selalu mencari alasan tentang perilaku buruk pasangan.

Misalnya, pasangan tidak membalas pesan padahal sangat aktif di media sosial. Kita sering kali menganggap pasangan mungkin sibuk.

Ketika pasangan lupa hari ulang tahun kita, kita menganggap itu dapat dipahami.

Ketika pasangan membentak dan menyebut nama kita, kita sering kali menganggap dia sedang punya masalah di kantor.

Jika hal-hal seperti ini terdengar familiar, maka itu bisa jadi tanda toxic relationship.

Baca juga: 3 Kesalahan Komunikasi yang Bisa Hancurkan Hubungan

9. Mengontrol

Pasangan yang toksik sering kali mengontrol pasangannya. Termasuk hal-hal seperti apa yang harus kita pakai, yang boleh dan tidak boleh diunggah ke media sosial, apa yang boleh kita makan, dan lainnya.

Menurut CEO Skaology, itu adalah tanda toxic relationship.

Baca juga: 7 Tanda Kita Mengendalikan Pasangan dan Cara Menghentikannya

10. Komunikasi permusuhan

Menurut terapis seks dan hubungan dari California Selatan, Kamil Lewis, AMFT, bentuk-bentuk komunikasi permusuhan seperti sering membentak, memanggil nama atau menyebut frasa yang menyakiti hati kita, melempar dan menghancurkan barang, dan menggunakan tubuh kita untuk intimidasi atau paksaan fisik. Ini termasuk tanda toxic relationship.

Tanda komunikasi permusuhan yang lebih halus seperti silent treatment, senang menyalahkan, terus menyela pembicaraan, dan mendengarkan untuk merespons alih-alih mendengarkan untuk memahami pasangan.

Komunikasi permusuhan ini dapat menyebabkan ketegangan dan menciptakan kurangnya rasa percaya yang lebih lanjut di antara pasangan.

Sebaliknya, hubungan yang sehat memiliki komunikasi yang terbuka, selalu mengutamakan untuk mendinginkan suasana sebelum menjadi panas, dan saling menghormati.

"(Komunikasi terbuka) memberikan kesempatan untuk memberikan dan menerima dukungan di antara pasangan," kata psikolog klinis di Lenox Hill Hospital di New York City Sabrina Romanoff, PsyD, seperti dilansir Insider.

Baca juga: Saat Bertengkar dengan Pasangan Hindari Silent Treatment

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com