Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menangis Ternyata Punya Sejumlah Manfaat, Berikut Penjelasannya

Kompas.com - 01/11/2021, 07:43 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Orang yang menangis kerap disebut sebagai pribadi yang lemah, mudah tersinggung, dan tidak mampu menghadapi suatu masalah.

Tak ayal, saat menangis, banyak orang memilih menyembunyikan ekspresi kesedihannya agar tidak dipandang negatif oleh orang-orang di sekitarnya.

Padahal, stigma yang demikian tidak selalu benar. Beberapa ilmuwan yang melakukan studi terhadap menangis, justru mendapati hal yang berbeda.

Mereka mengatakan bahwa menangis dapat menjadi katarsis karena saat seseorang menarik napas secara dalam dapat meningkatkan aktivitas sistem saraf parasimpatis.

Adapun, katarsis adalah usaha melepaskan emosi di batin seseorang. Dalam psikologi, katarsis dimaknai sebagai langkah meluapkan emosi secara positif, supaya orang yang menangis merasa lega dan melakukan rutinitas dengan perasaan yang baik.

Baca juga: 9 Manfaat Menangis bagi Kesehatan

Secara khusus, Philip Gable, Ph.D., seorang profesor Universitas Delaware, AS yang berfokus pada dampak emosi terhadap pikiran mengatakan bahwa menangis tidak jauh berbeda dengan ekspresi emosional lainnya.

“Tidak ada pusat kesedihan di otak,” kata Gable. “Jadi, ketika kita memiliki pengalaman emosional, maka sebagian besar area di otak menjadi aktif,” tambahnya.

Oleh sebab itu, tak perlu terkejut jika seseorang dapat menangis dan tertawa dalam waktu yang bersamaan. Sebabnya, emosi yang memenuhi otak seseorang perlu diekspresikan.

Bila dilihat secara lebih detail, perempuan tampaknya lebih mudah meluapkan ekspresi kesedihannya dengan menangis.

Alasannya, perempuan tidak memiliki banyak hormon testosteron seperti laki-laki. Saat menangis, hormon testosteron pada laki-laki dapat menghambat seseorang untuk menangis.

Namun, peneliti lainnya mengungkapkan perempuan lebih mudah menangis karena mereka memiliki saluran air mata yang lebih dangkal. Oleh karena itu, saluran ini dapat terisi lebih cepat.

Baca juga: Menangis, Baik atau Malah Merugikan? Simak Jawabannya...

Terlepas dari jenis kelamin apa yang lebih mudah menangis, sebuah penelitian yang dilakukan 2011 justru mendapati faktor menangis dipengaruhi oleh budaya dan tempat seseorang tinggal.

Penelitian tersebut mengungkapkan, individu yang tinggal di negara yang lebih makmur, demokratis, terbuka, dan individualis dilaporkan lebih sering menangis.

Lalu, mengapa hal itu bisa terjadi? Penelitian itu mendasarkan temuannya pada kebebasan berekspresi dan bukan pada penderitaan yang dialami rakyat dalam sebuah negara.

Di negara-negara maju dan demokratis, menangis menjadi indikator kepribadian dan ekspresi. Ini secara luas dilihat sebagai tanda kedalaman emosional, bukan ketidakberdayaan.

Baca juga: Jangan Sepelekan Manfaat Menangis bagi Kesehatan

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com