KOMPAS.com – Pada satu titik dalam hidup kita, pasti kita pernah mempertanyakan makna hidup kita. Pertanyaan ini merupakan hal yang wajar, bahkan hampir setiap orang ingin memiliki hidup yang bermakna.
Namun, apakah hidup bermakna itu? Adakah cara yang bisa kita lakukan agar keberadaan kita di dunia memiliki arti bagi orang lain, terlebih di masa pandemi ini.
Psikolog Jovita Ferliana menyebutkan ada banyak konsep tentang hidup bermakna, salah satunya dalah konsep Ikigai yang dikenal di Jepang.
“Memahami konsep Ikigai bisa membantu kita untuk mencari dan menentukan alasan menjalani hidup,” kata Jovita dalam acara talkshow virtual bertajuk “Jalani Hidup Terbaikmu bersama Kesegaran Alami Greenfields”, (29/10).
Konsep Ikigai mengenal empat irisan, yaitu apa yang kita suka dan membuat merasa hidup, apa yang kita kuasai atau berkompetensi dalam suatu bidang, apakah kita dihargai untuk hal tersebut, serta apa yang lingkungan butuhkan.
“Apabila semua irisan ini disatukan dan dirasakan dalam keseharian, bisa dikatakan memaknai kehidupan. Tetapi, sangat memungkinkan jika tak semuanya kita miliki,” katanya.
Baca juga: 9 Bulan Pandemi Covid-19, Pentingnya Mencari Makna Hidup di Tengah Penderitaan
Ia mencontohkan irisan-irisan yang bisa terjadi dari keempat irisan ini, yaitu irisan antara apa yang kita suka dan kompeten maka disebut sebagai passion. Pada irisan apa yang kita sukai dan dibutuhkan lingkungan maka disebut mission.
Pada irisan antara apa yang lingkungan butuhkan dari kita dan kita mendapat penghargaan atau dibayar, maka disebut vocation. Sementara itu, irisan antara hal yang kita kuasai dengan sebuah penghargaan, maka disebut profesi.
“Apa pun keadaan kita, walau hanya menemukan satu irisan saja tidak apa-apa. Yang penting bisa menikmati apa yang dirasakan hari ini dan melakukan dengan senang hati,” ujar Jovita.
Dia menekankan bahwa Ikigai merupakan sebuah proses yang akan selalu kita peroleh sepanjang hidup. Konsep ini bukan untuk membandingkan dengan orang lain.
“Tiap orang punya standar berbeda-beda tentang hidup terbaik, itu memang hal yang subjektif dan wajar,” katanya.
Ahli nutrisi Emilia Achmadi menambahkan, kita tidak boleh melupakan bahwa jiwa yang sehat hanya terdapat dalam tubuh yang sehat.
Tentu saja kesehatan fisik bisa didapatkan dengan cara aktif bergerak dan juga menjaga pola makan, misalnya dengan mengasup susu sapi segar sebagai salah satu sumber gizi yang baik untuk keluarga.
Baca juga: 8 Aktivitas yang Bisa Tingkatkan Endorfin, Si Hormon Bahagia
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.