Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Orang Tua yang Tinggal di Panti Jompo Lebih Bahagia?

Kompas.com - 02/11/2021, 12:58 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial tengah diramaikan dengan perdebatan soal keputusan anak untuk menitipkan orang tua ke panti jompo.

Hal ini berawal dari kisah hidup, Trimah, seorang ibu lansia di Magelang yang dititipkan ketiga anaknya di Griya Lansia Husnul Khatimah, Malang, Jawa Timur. Ia dirawat di sana atas persetujuan anak-anaknya yang merasa sibuk sehingga tidak mampu mengurus orang tuanya ini. 

Sejumlah warganet mengaku miris dengan nasib yang harus dialami oleh nenek berusia 69 tahun ini. Apalagi Trimah mengalami gangguan kesehatan dan merasa sedih ketika harus dititipkan oleh anaknya.

Banyak yang menuding ketiga anaknya bersikap durhaka kepada orangtuanya sendiri. Di sisi lain, banyak yang menilai hal tersebut sebagai tindakan realistis.

Daripada kesepian dan tidak terurus, opsi untuk hidup di panti jompo dianggap lebih baik meski tidak lazim di masyarakat Indonesia.

Baca juga: Kisah Trimah, Ibu yang Dititipkan ke Panti Jompo oleh Anak-anaknya...

Orang tua bisa hidup bahagia di panti jompo

Orang tua yang menghabiskan masa senja di panti jompo memang bukan hal yang umum terjadi di Indonesia. Masih banyak stigma jika mereka adalah orangtua yang ditelantarkan oleh anaknya untuk hidup dalam pengasingan.

Berbeda dengan praktik di sejumlah negara barat yang menjadikan panti jompo sebagai pilihan untuk hidup tenang dan nyaman di masa tua.

Feriawan Agung Nugroho, pekerja sosial yang sempat sembilan tahun bekerja di Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Unit Abiyoso Pakem, Sleman, Yogyakarta mengemukakan pendapatnya soal pro kontra ini.

Ia menilai wajar apabila terjadi pro kontra karena masyarakat masih terikat nilai agama, ketimuran dan etika masyarakat umum yang menganggap mempercayakan orang tua ke panti jompo adalah suatu hal yang salah.

Di sisi lain, banyak masyarakat tidak mengenal lebih jauh soal apa itu panti jompo, panti werdha dan tempat penitipan orang tua.

Baca juga: Agar Aman, Ini 5 Tips Mendesain Rumah Ramah Lansia

"Lebih dalam lagi, banyak masyarakat yang tidak tahu atau tidak paham kebutuhan orang yang sudah lanjut usia. Bagaimana pemantauan kesehatan, penciptaan lingkungan yang kondusif, pemenuhan kebutuhan sosialnya, dll," jelasnya kepada Kompas.com, Selasa (02/11/2021).

Feriawan sendiri kini dipindahtugaskan ke Balai Rehabilitasi Sosial Pengasuhan Anak (BRSPA) di Bimomartani, Jaten, Sleman. Namun sepanjang pengalamannya menangani lansia, ia menganggap banyak masyarakat yang baru paham soal kehidupan di panti jompo.

"Sependek pengalaman saya, cukup banyak masyarakat yang baru paham.. Oh ternyata lansia lansia di Balai kami itu bahagia tho, senang tho, banyak kegiatan, banyak temannya to. Gembira dan senang tho..," ujarnya via pesan teks.

Pemahaman baru ini, menurutnya, turut mengubah persepsi masyarakat sehingga kemudian banyak yang berminat menghabiskan hari tua di panti jompo. Selain itu, banyak juga yang punya gagasan untuk membuat fasilitas serupa untuk komunitasnya sendiri.

Baca juga: Bukan Panti Jompo, Ada Rusun Khusus Lansia di Cibubur

Awalnya banyak yang menolak

Lansia yang dititipkan di panti jompo dikhawatirkan akan merasa diasingkan dan kesepian tanpa anak cucunya. Namun ada yang merasa pilihan itu membuat para orang tua ini lebih bahagia karena memiliki teman sebaya, dibandingkan di rumah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com