Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Dititipkan di Panti Jompo, Seharusnya Keputusan Siapa?

Kompas.com - 02/11/2021, 15:08 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial gaduh dengan perdebatan soal orangtua yang dititipkan di panti sosial di masa tuanya.

Hal ini bermula ketika kisah Trimah, seorang ibu lansia di Magelang yang diserahkan ke panti jompo oleh ketiga anaknya. Nenek berusia 69 tahun itu mengaku diajak jalan-jalan dan tak menyangka ketika akhirnya dititipkan anaknya di panti sosial yang berlokasi di Malang, Jawa Timur itu.

Lewat surat pernyataan, anak-anaknya mengaku tak sanggup merawat ibunya karena alasan kesibukan. Hasilnya, Trimah mengaku sedih dan ditelantarkan sekaligus pasrah dengan nasibnya.

Belajar dari kasus ini, siapa yang seharusnya memutuskan apakah orangtua bisa dititipkan di panti jompo?

Baca juga: Pertimbangan Penting Sebelum Menitipkan Orangtua ke Panti Jompo

Orangtua berhak bersedia maupun menolak tinggal di panti jompo

Psikolog keluarga, Lucia Peppy Novianti, M.Psi, mengatakan fenomena untuk menitipkan orangtua ke panti jompo adalah dampak dari kesadaran soal isu kesehatan mental.

Hal ini memang masih mendapatkan kontradiksi dari segi kebiasaan maupun budaya yang berkembang di Indonesia.

Namun, ada beberapa orang yang menyadari jika merawat orangtua itu sangat menantang, dengan tingkat kesibukan dan model kehidupan sekarang.

"Fenomena itu secara sadar membuat planning untuk memilih di mana orangtua akan tinggal, semakin usianya lanjut maka akan menjadi tergantung hingga berpikir supaya terjaga dan dimudahkan," jelasnya.

Menurutnya, kebanyakan anak yang menempatkan orangtuanya di panti jompo dilatarbelakangi kesadaran akan kemampuan dan tanggung jawabnya soal merawat lansia yang tidak mudah.

Baca juga: Kenali Gejala dan Jenis Gangguan Pencernaan pada Lansia

Meski demikian, ia mengatakan anak bukanlah pihak yang boleh menentukan hal tersebut. Orangtua adalah pihak yang menjadi pembuat keputusan sekaligus pertimbangan utamanya.

"Kalau anak ada the best interest for children, maka ini the best interest for older gitu," jelasnya.

Seperti halnya pada anak, kita dianjurkan untuk membangun concern dan wawasan kepada orangtua jika ingin menitipkan mereka ke panti jompo.

Lucia menjelaskan, ada orangtua yang merasa butuh komunitas sehingga hidup di panti wredha bisa menjadi jalan keluar.

Namun ada juga yang ingin berkumpul dengan anak dan cucunya sehingga lebih suka tinggal di rumah.

"Kalau memang orangtua akan ditaruh di panti atas keinginan orangtua, bukan bersumber dari keinginan si anak, yang terpenting itu" tambahnya.

Ia mengingatkan, anak tidak boleh mendesak kehendaknya dengan memaksa atau membohongi orangtua. Hal itu akan membuat penempatan orangtua di panti jompo menjadi proses yang tidak sehat dan melukai.

Kaitannya dengan hukum, Lucia mengatakan lansia masih berhak menentukan nasibnya sendiri. Apalagi jika tidak ada pernyataan bahwa lansia tersebut sudah tidak lagi mampu bertanggungjawab atas dirinya sendiri.

Baca juga: Benarkah Orang Tua yang Tinggal di Panti Jompo Lebih Bahagia?

Ia menganjurkan untuk menyampaikan kepada orangtua tentang wacana untuk tinggal di panti jompo. Sampaikan seluruh faktanya, termasuk plus dan minusnya sehingga prosesnya bisa berjalan lancar dan diterima oleh orangtua.

Asalkan orangtua bahagia

Feriawan Agung Nugroho, pekerja sosial di Yogyakarta yang sembilan tahun bertugas di Panti Sosial Tresna Werda (PSTW) Unit Abiyoso Pakem, Sleman mengatakan tugas anak adalah membahagiakan orangtua.

Pilihan untuk hidup orangtua, baik tinggal bersama anak atau hidup di panti jompo, adalah pilihan lansia yang bersangkutan. Membahagiakan orangtua, menurutnya, tidak harus selalu tinggal bersama.

Apalagi jika kita tidak bisa memenuhi kebutuhan orangtua yang berada di masa senjanya. Idealnya, lansia sama seperti kita yang memiliki kebutuhan fisik maupun mental.

Misalnya saja memiliki aktivitas yang membuatnya memiliki peran di lingkungan dan komunitas sekitarnya. Termasuk pula memiliki teman ngobrol untuk diajak bersosialisasi.

Baca juga: Kisah Trimah, Ibu yang Dititipkan ke Panti Jompo oleh Anak-anaknya...

Jika kebutuhan itu tidak terpenuhi maka bisa menyebabkan masalah yang tentunya menyulitkan bagi anaknya.

"Jadi, idealnya, kalau lansia yang di rumah itu mau sejahtera, ya harus ada aktifitas yang bisa menjawab kebutuhan-kebutuhan itu," jelas Feriawan.

Anak seharusnya bertindak sebagai manajer kehidupan orangtua untuk membantu mengatasi keterbatasannya dalam mengakses kebutuhannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com