KOMPAS.com – Eksim merupakan salah satu penyakit kulit yang sering diderita banyak orang di seluruh penjuru dunia.
Penyakit kulit ini membuat kulit meradang dan kulit pun terasa lebih sensitif. Kulit bisa saja terlihat memerah atau iritasi, terdapat bercak atau benjolan bersisik, kasar; atau menjadi kering dan gatal.
Eksim juga dapat disebabkan oleh berbagai alasan. Banyak faktor yang mempengaruhi kondisi penyakit satu ini, dan stres masih menjadi salah satu pemicu terbesar eksim.
“Jika Anda mencari tahu apa pemicu eksim, Anda mungkin akan menemukan stres sebagai faktor umum,” kata spesialis kedokteran keluarga Saadia Hussain, MD.
"Bisa saja sesuatu sedang terjadi dalam hidup Anda pada saat eksim yang diderita sedang buruk-buruknya," tambahnya.
Baca juga: Penyebab Eksim dan Gejala yang Perlu Diwaspadai
Menurut dr. Hussain, banyak kondisi medis kronis dan kondisi kesehatan mental dipengaruhi oleh stres, termasuk eksim.
“Semakin stres, eksim yang dialami cenderung lebih buruk. Ada koneksi di sana,” ujarnya.
Sayangnya stres sulit diukur, tak seperti diabetes ata tekanan darah. Kendati demikian, dr. Hussain berpendapat bahwa stres memengaruhi hampir semua hal di tubuh kita, termasuk seberapa cepat kita sembuh setelah operasi atau seberapa cepat kita merespons pengobatan. Benar-benar sangat subjektif.
Untungnya, dokter memahami bahwa keterkaitan antara stres dan eksim ada hubungannya dengan hormon.
“Hormon perasaan senang atau endorfin, cenderung ditekan ketika Anda dalam keadaan stres,” kata Dr. Hussain.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.