KOMPAS.com - Meski pelanggaran data pribadi dari pengguna internet marak terjadi, ternyata masih banyak pengguna yang memiliki kebiasaan internet yang kurang aman. Menurut survei Google, angkanya mencapai 92 persen dari total responden.
Survei yang dilakukan atas permintaan Google oleh agensi riset pasar YouGov itu melibatkan lebih dari 13.000 responden di 11 pasar Asia untuk untuk mempelajari kebiasaan digital yang kurang aman dan membantu meningkatkan perhatian pengguna internet untuk lebih berhati-hati, terutama menjelang hari belanja tahunan 11.11.
Sebab, pada periode ini, aktivitas berbelanja online dapat meningkat hingga 20 persen, sehingga lebih banyak orang rentan terkena penipuan.
Baca juga: 4 Tips Mencegah Anak Terpapar Konten Dewasa di Internet
Menurut penelitian tanggung jawab digital tersebut, setidaknya ada tiga kebiasaan online yang kurang aman dan masih banyak dilakukan oleh para pengguna internet, di antaranya:
Aktivitas online terus bertumbuh pesat. Rata-rata pengguna internet saat ini memiliki 25 persen sandi lebih banyak daripada sebelum pandemi, dengan jumlah rata-rata sekitar 80 sandi. Ini jumlah yang banyak untuk diingat.
Penelitian Google mendapati sebanyak 79 persen responden di Indonesia menggunakan sandi yang sama untuk beberapa situs, dengan dua dari lima orang mengaku melakukannya untuk hingga 10 situs berbeda.
Di antaranya, 40 persen responden mengatakan bertindak demikian karena khawatir tidak bisa mengingat sandi, sementara 30 persen di antaranya beralasan demi kemudahan.
Baca juga: Sering Lupa User ID dan Password? Ternyata Ini Penyebabnya...
Ini mulai dari tanggal penting, nama pasangan, nama hewan peliharaan, hingga kode pos.
Hampir 1 dari 4 orang responden mengaku menyimpan sandi tersebut dalam aplikasi ‘catatan’ di ponsel. Padahal, umumnya aplikasi tidak dienkripsi secara default.
Menggunakan sandi yang sama untuk berbagai layanan ditambah kombinasi sandi yang gampang diretas membuat pengguna internet dua kali lebih mungkin menjadi korban pencurian data keuangan online.
Baca juga: Google Bisa Tahu Password Pengguna yang Pernah Dibobol
Selain itu, dalam melakukan transaksi online, tiga dari empat orang mengaku pernah melakukan pembelian di halaman yang tidak ditandai dengan simbol aman, sehingga memberikan kesempatan empuk kepada penipu untuk mencuri informasi dan melakukan pembelian dengan uang mereka.
Selain itu, 74 persen responden yang menyimpan informasi keuangan secara online juga membagikan sandi kepada teman dan keluarga. Kebiasaan ini dapat meningkatkan kerentanan terhadap pelanggaran data pribadi karena sandi mereka digunakan di beberapa perangkat berbeda.