Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta Mengejutkan dari Pasangan yang Bertemu di Aplikasi Kencan

Kompas.com - 04/11/2021, 11:42 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber NYPost

KOMPAS.com - Kemajuan teknologi memungkinkan kita untuk melakukan berbagai hal, termasuk mencari jodoh lewat aplikasi kencan.

Namun sebaiknya, kita berpikir ulang sebelum menggunakan aplikasi kencan untuk menemukan tambatan hati. Mau tahu kenapa?

Rupanya, sebuah studi terbaru bertajuk Relative Strangers: The Importance of Social Capital for Marriage mengungkap, pasangan menikah yang bertemu di aplikasi kencan berpeluang tinggi untuk bercerai.

Baca juga: Agar Tak Tertipu Saat Cari Jodoh di Aplikasi Kencan

Ditemukan sebanyak 12 persen pasangan yang menemukan jodohnya lewat aplikasi kencan bercerai dalam tiga tahun pertama pernikahan.

Angka perceraian ini lebih tinggi dibandingkan dengan pasangan yang didapat melalui teman (dua persen).

Para peneliti di Marriage Foundation mensurvei lebih dari 2.000 orang dewasa berusia sekitar 30 tahun dan sudah menikah setidaknya satu kali dalam hidup mereka.

Temuan studi juga mencatat persentase individu yang berpisah akan meningkat seiring bertambahnya usia pernikahan.

Setelah tujuh tahun menikah, kemungkinan pasangan yang bertemu melalui aplikasi kencan untuk bercerai mengalami peningkatan menjadi 17 persen.

Dalam rentang tahun yang sama, hanya 10 persen kemungkinan pasangan yang didapat melalui teman akan bercerai.

Lalu, sekitar delapan persen pasangan yang bertemu di sekolah dan tujuh persen pasangan yang bertemu di tempat kerja bercerai setelah tiga tahun menikah.

"Angka-angka ini meresahkan, mengingat meningkatnya popularitas pasangan yang bertemu secara online," ujar direktur penelitian di Marriage Foundation, Harry Benson.

Baca juga: Kurang Pede Ngobrol Online di Aplikasi Kencan? Yuk, Simak Tipsnya!

"Pasangan yang bertemu secara online menikah layaknya orang asing."

Dituturkan Benson, studi tersebut menggambarkan bahwa di tahun awal pernikahan, pasangan yang bertemu di aplikasi kencan tampaknya kekurangan modal sosial atau pun jaringan dukungan di sekitar mereka.

Namun, Benson menggarisbawahi untuk tidak menganggap kencan online adalah sesuatu yang buruk.

"Temuan kami sama sekali tidak merusak atau mengurangi peran vital kencan online," ungkap Benson.

"Tapi itu menyoroti risiko dan kesulitan yang lebih besar untuk mengenal orang asing yang relatif tidak dikenal di mana sumber informasi latar belakang dan dukungan sosial kurang tersedia."

Studi yang dilakukan Benson juga memperhitungkan sejumlah faktor, seperti jenis kelamin, usia, dan pekerjaan.

"Mengidentifikasi perbedaan-perbedaan ini seharusnya membuat kita memberikan dukungan dan instruksi kepada pasangan yang berencana menikah untuk lebih menargetkan informasi yang kita berikan."

"Juga, berfokus untuk membangun modal sosial di tahun-tahun awal pernikahan," demikian bunyi hasil studi tersebut.

Baca juga: Cari Pasangan di Aplikasi Kencan Online? Perhatikan 6 Tips Ini

Studi terpisah yang dilakukan aplikasi kencan eHarmony dan Imperial College Business School pada 2019 menemukan fakta menarik.

Ditemukan pada tahun 2037, sebagian besar anak yang lahir di Inggris nantinya berasal dari orangtua yang bertemu secara online.

Dr Paolo Taticchi, pengajar di Imperial College Business School mengatakan, kendati menemukan pasangan secara online lebih mudah, sulit untuk menemukan yang terbaik.

Taticchi menuturkan, di tahun 2035 nanti akan lebih banyak pasangan yang bertemu secara online daripada di kehidupan nyata.

"Dunia digital menyederhanakan proses kencan online, membuat kencan menjadi lebih mudah untuk menemukan seseorang sambil memastikan mereka cocok dengan kriteria kita," kata pria itu.

"Menurut laporan, 2035 akan menjadi tahun instrumental untuk menemukan cinta dan memulai era baru kencan abad ke-21."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber NYPost
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com