Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Makan Vegan demi Kesehatan Diri dan Planet Bumi...

Kompas.com - 04/11/2021, 16:29 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Prinsip sustainability alias berkelanjutan semakin menonjol dan diterapkan pada berbagai bidang beberapa tahun belakangan.

Gaya hidup ini bertujuan untuk menyeimbangkan ekologi yang tidak membahayakan bumi dan seisinya, termasuk manusia dan lingkungan.

Metode ini dianggap lebih ramah untuk lingkungan termasuk menurunkan tingkat pemanasan global.

Selama ini, praktik keberlanjutan didominasi oleh daur ulang sampah atau ajakan untuk menggunakan produk yang ramah lingkungan.

Namun pola makan yang kita terapkan dalam aktivitas sehari-hari rupanya bisa menjadi salah satu gaya hidup berkelanjutan yang paling mudah dilakukan.

Kuncinya dengan menerapkan pola makan berbasis nabati alias vegan.

Baca juga: Pola Makan Vegan dan Vegetarian, Apa Bedanya?

Angela Richardson, Founder dan Chairwoman Indonesia Indah Foundation, organisasi nirlaba yang fokus pada perubahan untuk lingkungan mengungkapkan pendapatnya soal ini.

"Ini adalah hal termudah yang masing-masing dan setiap dari kita dapat lakukan untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan hidup lebih berkelanjutan," kata Angela kepada Kompas.com.

Ia mengungkapkan, penelitian yang diterbitkan di majalah New Scientist menunjukkan setiap orang dalam dapat mengurangi kontribusi gas rumah kaca pada bumi dengan pola makan vegan.

Pengurangannya juga sangat signifikan yakni hingga sebesar 60 persen berdasarkan riset ini.

Selain itu, pola makan berbasis nabati juga dianggap bisa menjadi solusi berbagai masalah lingkungan, sosial, dan etika yang dialami dunia saat ini.

Khususnya yang berhubungan dengan hewan pertanian, dan pola konsumsi dunia yang saat ini dianut penduduk dunia.

Berbagai manfaat inilah yang melatarbelakangi diselenggarakannya Plant Based Asia Summit 2021 pada 1-4 November.

Event yang digelar secara virtual ini dihadiri oleh sejumlah pakar dan praktisi vegan ternama dari seluruh dunia.

Peserta mengikuti kelas dari rumahnya masing-masing dengan materi bermanfaat yang diisi oleh para pakar di bidang kesehatan, kebugaran, keberlanjutan, dan teknologi pangan dan pertanian sektor.

Kelas ini digelar secara gratis dan tidak hanya ditujukan untuk pelaku pola makan vegan.

Orang yang masih belum bisa menerapkan gaya makan nabati juga dipersilahkan bergabung.

Khususnya untuk mendapatkan wawasan terkini dan mutakhir soal pola makan vegan dan manfaatnya secara luas.

Plant Based Asia Summit 2021 juga menyediakan demo memasak untuk membuktikan jika gaya makan vegan tidak harus mahal dan repot.

Banyak menu yang bisa disajikan dengan memanfaatkan sumber pangan nabati di sekitar kita.

Baca juga: Pola Makan Vegan dengan Biaya Murah Meriah, Mau Coba?

Jawaban untuk kesehatan diri dan lingkungan

Angela yang juga adalah organizer dari Plant Based Asia Summit 2021 mengatakan, acara ini digelar untuk membantu orang-orang mengendalikan kesehatan diri dan planet bumi.

Caranya hanya dengan mengubah cara kita makan yakni beralih ke pola makan nabati dan menjauhi daging.

"Ada begitu banyak masalah lingkungan, sosial, dan etika yang berhubungan dengan hewan pertanian dan konsumsi daging. Penduduk dunia semakin sakit," ujar dia.

Dia memberikan contoh soal semakin meningkatnya penyakit kronis seperti jantung, diabetes dan hipertensi di seluruh dunia.

Selain itu, WHO juga menyatakan sebanyak 1,9 miliar orang dewasa di seluruh dunia dikategorikan kelebihan berat badan saat ini.

Pola makan hewani saat ini juga dianggapnya sebagai penyebab penyakit zoonosis seperti Covid-19.

Bukan hanya melemahkan perekenomian, pandemi akibat virus Corona ini telah membunuh jutaan orang, hal yang belum pernah terjadi akibat wabah sebelumnya.

Aktivis yang juga berprofesi sebagai jurnalis ini percaya, ada ancaman virus lainnya yang lebih mematikan dari Covid-19 apabila dunia tak juga berbenah diri.

Hal yang juga harus dicemaskan adalah kondisi lingkungan terkait isu pemanasan global dan bencana ekologi.

Baca juga: Diet Vegan Bisa Tingkatkan Kesuburan, Benarkah?

Berdasarkan studi dari Avaaz, organisasi nirlaba yang fokus pada gerakan sosial, membuktikan kecemasan soal krisis lingkungan di bumi selalu tinggi sepanjang waktu di semua penduduk negara di dunia.

Sebanyak 45 persen dari 10.000 orang, yang hampir separuh dari seluruh responden global yang berasal dari 10 negara, mengaku kecemasan iklim mempengaruhi kehidupan sehari-harinya.

"Ilmu pengetahuan dan penelitian membuktikan bahwa pola makan nabati utuh dapat membalikkan penyakit seperti diabetes, penyakit jantung, dan hipertensi," kata Angela.

Data ini juga menunjukkan, menjalani gaya hidup vegan bisa secara signifikan mengurangi konsumsi air, penggunaan lahan, dan emisi karbon.

Dalam jangka panjang, tentunya ini akan membantu memperlambat dan bahkan mencegah pemburukan yang terjadi akibat perubahan iklim.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com