Mencoba menjadi vegetarian juga bisa dilakukan.
Diet Mediterania menekankan pada konsumsi sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, ikan dengan asam lemak omega-3 (seperti salmon atau tuna) dan minyak zaitun.
“Diet ini lebih berbasis tanaman dan mengandung banyak ikan serta kacang-kacangan, dari situlah kita mendapatkan asupan protein,” kata Dr. Hussain.
Mirip dengan diet Mediterania, diet ini berfokus pada makanan non-olahan, seperti buah, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian, serta rempah-rempah seperti ketumbar, jinten, jahe, kunyit dan kayu manis yang berfungsi sebagai anti peradangan.
Diet eliminasi atau diet yang membuat kita mengeliminasi berbagai makanan dari diet kita dan kemudian secara bertahap menambahkannya kembali.
Baca juga: Kenali Rasa Gatal di Tubuh, Bisa Jadi Pertanda Berbagai Penyakit
Cara ini berguna untuk melihat apa yang menyebabkan reaksi alergi, mungkin bisa membantu.
“Tidak ada bukti yang menunjukkan bahwa alergen makanan berhubungan dengan eksim, jadi umumnya kami tidak merekomendasikan diet eliminasi, terutama pada anak-anak,” kata Dr. Hussain.
Sayangnya, tidak ada diet khusus yang dapat membantu gejala eksim dishidrotik atau dishidrosis.
Jenis eksim yang biasanya diobati dengan steroid topikal potensi tinggi atau sinar UV ini sering ditemukan di tangan.
Keadaan tersebut disebabkan, ketika kulit menjadi kering dan dehidrasi akibat paparan bahan kimia atau cairan seperti hand sanitizer.
Nah, karena eksim dishidrotik menyebabkan kita mengalami lepuh kecil dan kulit pecah-pecah, sebaiknya menjauhi makanan asam seperti buah jeruk.
Sebab, makanan asam dapat menyebabkan iritasi permukaan tambahan.
Lalu, jika akan bekerja menggunakan bahan yang memiliki kandungan asam tinggi, sebaiknya kenakan sarung tangan vinil.
Eksim jenis ini juga dapat disebabkan oleh kepekaan terhadap zat seperti nikel, kobalt atau kromium.
Baca juga: Penyebab Eksim dan Gejala yang Perlu Diwaspadai
Jadi, kita bisa beralih ke diet nabati karena makanan berbasis tumbuhan hampir tidak memiliki mineral tersebut di dalamnya.