Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/11/2021, 10:10 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Menshealth

KOMPAS.com - Pria yang sedang menjalani program untuk memiliki anak wajib memperhatikan gaya hidup sehat agar kualitas spermanya meningkat.

Caranya dapat dilakukan dengan berolahraga, mengenakan boxer atau celana dalam yang nyaman dan tidak ketat, makan sayur, berhenti merokok, dan mengurangi minum alkohol.

Selain itu, sebaiknya kurangi berada di tempat yang udaranya berpolusi.

Hal itu diungkapkan dalam studi yang dipublikasikan di Environmental Health Perspectives oleh sejumlah peneliti dari University of Maryland School of Medicine (UMSOM).

Para peneliti mencari hubungan antara bagaimana menghirup udara yang tercemar dapat berdampak pada kesuburan seorang laki-laki.

Untuk menelusuri premis itu, mereka menggunakan tikus sebagai hewan uji coba untuk mengetahui dampak udara berpolusi terhadap sperma tikus.

Baca juga: Apakah Masker Juga Lindungi Kita dari Polusi Udara?

Hasilnya menunjukkan bahwa polusi udara ternyata bisa menurunkan jumlah sperma tikus dengan menyebabkan peradangan di otak.

Mereka yang terlibat dalam penelitian ini mempercayai bahwa hal yang sama bisa terjadi pada manusia.

Jika ingin dilihat hubungan antara jumlah sperma dengan otak, harus diketahui bahwa otak memiliki garis langsung ke organ reproduksi manusia.

Hal ini tentu dapat memengaruhi sejumlah hal, seperti jumlah sperma menurut University of Maryland.

Namun, para laki-laki nampaknya tak perlu langsung takut. Sebab para peneliti menemukan bahwa jenis neuron tertentu –biasanya yang terkait dengan siklus tidur dan obesitas– bertanggung jawab atas berkurangnya jumlah sperma akibat polusi udara.

Hal ini dibuktikan ketika para peneliti menghilangkan penanda peradangan yang disebut IKK2 dari neuron.

Baca juga: Celana Dalam Brief Vs Boxer, Mana yang Lebih Baik untuk Sperma?

Dari cara itu didapati tikus-tikus yang diujicobakan bisa mempertahankan jumlah sperma mereka.

Zhekang Ying, Ph.D, seorang asisten profesor kedokteran di Fakultas Kedokteran UMSOM mengatakan temuan mereka berhasil menunjukkan kerusakan sperma akibat polusi udara, khususnya untuk jumlah sperma.

"Saat menghilangkan satu penanda peradangan di otak tikus, menunjukkan bahwa kami mungkin dapat mengembangkan terapi yang dapat mencegah atau membalikkan kerusakan dari efek polusi udara pada kesuburan," jelas Ying.

Walau masih perlu diteliti lebih lanjut pada manusia, penelitian soal dampak menghirup udara yang berpolusi bagi jumlah sperma yang dimiliki laki-laki berpotensi merevolusi kesehatan seksual miliaran pria selama bertahun-tahun.

Sebab, saat ini sekitar 92 persen populasi dunia tinggal di daerah di mana tingkat polusi di udara melebihi standar keamanan minimum yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia.

Baca juga: Wajib Tahu, Ini 8 Hal yang Menurunkan Jumlah Sperma

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Menshealth
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com