KOMPAS.com - Kabar terbaru gempa Cianjur membanjiri kanal pemberitaan maupun media sosial.
Bukan hanya pers, semua pihak berbondong-bondong ingin berbagi informasi terbaru soal kejadian bencana alam tersebut.
Hal ini menyebabkan berbagai unggahan foto dan video terkait beredar luas di media sosial.
Begitu masifnya sehingga mungkin bisa berdampak buruk pada kondisi emosional dan psikologis para korban maupun kerabatnya.
Baca juga: Mengapa Gempa M 5,6 di Cianjur Sangat Merusak? Ini Penjelasan BMKG
Pemberitaan yang masif adalah hal yang pasti ketika ada berita duka, tragedi dan bencana yang menyedot perhatian publik.
Sayangnya, kabar duka seringkali direspon dengan kurang baik oleh warganet maupun pengguna media sosial di Indonesia.
Berdalih berbagi informasi, banyak konten tidak etis yang kemudian disebarkan lewat Facebook, Twitter maupun status Whatsapp.
Misalnya saja menyebarkan foto korban, mendramatisasi kesedihan keluarga maupun menyebarkan berita misinformasi atau disinformasi.
Baca juga: Tangis Ridwan Kamil Hadiri Pemakaman Anak 4 Tahun Korban Gempa Cianjur
Banyak juga yang seketika menjadi pakar dengan memberikan analisis yang bersifat spekulatif serta tidak akurat.
Tak hanya warganet, media arus utama juga kadangkala tak luput dari kesediahan tersebut.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.