Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Deretan Makanan yang Bakal Terkena Dampak Pemanasan Global

Kompas.com - 08/11/2021, 09:38 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Mereka mengatakan, kekeringan dan hujan berturut-turut merusak ladang gandum. Padahal, gandum penting untuk produksi penne, makaroni, dan jenis pasta lainnya.

Pada bulan Agustus, industri pengolahan gandum menunjukkan kekeringan musim panas ini di Kanada -yang menyumbang dua pertiga dari perdagangan gandum durum dunia- akan menyebabkan penurunan panen 32 persen dibandingkan dengan rata-rata lima tahun terakhir.

Selain itu, kualitas gandum dikhawatirkan juga dapat terpengaruh. Terjadi penurunan kandungan protein dan pati.

Hal ini tentu tidak diinginkan banyak orang. Sebab dengan kualitas gandum yang kurang baik ditambah dengan persentase produksi yang turun, dapat membuat produksi makanan berbahan dasar gandum akan terpengaruh.

Baca juga: Ambil Manfaat Besar dengan Rutin Sarapan Gandum Utuh dan Biji-bijian

3. Sayuran

Produksi sayuran diprediksi juga akan terkena imbas pemanasan global. Setidaknya, hal ini sudah mulai dirasakan di Eropa Selatan.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PNAS pada tahun 2018, jika skenario pemanasan global saat ini terus berlanjut, panen sayuran bisa turun 31,5 persen di seluruh dunia.

Udara yang lebih hangat dan sumber air yang berkurang tentu tidak akan membantu labu hijau, tomat, dan sayuran lainnya untuk tumbuh.

Produksi sayuran di sebagian besar Afrika, tetapi juga Asia Selatan dikhawatirkan sangat terancam.

Para peneliti juga menganalisi 174 makalah ilmiah tentang dampak gangguan iklim pada sayuran dan kandungan nutrisinya sejak tahun 1975.

Baca juga: Pola Makan Vegan demi Kesehatan Diri dan Planet Bumi...

4. Buah

Membayangkan masa depan dengan bahan pangan yang terdampak pemanasan global saja sudah buruk, apalagi jika buah-buahan turut menjadi salah satunya.

Ya, kenaikan suhu ternyata turut memengaruhi produksi buah yang membuat warna apel berubah, ceri yang membelah, dan stroberi berubah bentuk.

Menurut GIS Fruits, yang mendukung industri buah Prancis dalam perkembangan ekonominya dan membantunya beradaptasi dengan perubahan iklim, kalender musiman diprediksi terbalik.

Hal ini menyebabkan buah dengan biji dan batu matang lebih awal daripada sebelumnya.

Pembungaan pohon buah juga bisa lebih tidak teratur. Iklim yang lebih hangat, serta berkurangnya perbedaan antara suhu siang dan malam hari, adalah salah satu alasan utama untuk skenario yang diprediksi ini.

Kendati demikian, ada sisi baik dari perubahan iklim terhadap buah. Yaitu, buah-buahan musim panas bisa menjadi lebih manis dan karenanya lebih baik di masa depan.

Baca juga: 5 Prinsip Utama Membuat Jus Buah yang Sehat nan Bermanfaat

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com