Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Mitos soal Fitnes yang Banyak Beredar, Mana yang Benar?

Kompas.com - 08/11/2021, 13:28 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 telah menyadarkan banyak orang akan gaya hidup sehat.

Mereka yang ingin menjaga kebugaran dan kesehatan tubuh selama di rumah kemudian mencoba berbagai bentuk latihan dan pola makan yang sehat.

Kesadaran akan pentingnya kesehatan tubuh selama pandemi ini semakin ramai dibicarakan berkat kehadiran influencer yang banyak berbicara soal kesehatan.

Melalui TikTok, Instagram, dan Youtube, para influencer tersebut membagikan tips soal cara latihan dan menu makanan sehat selama di rumah.

Tetapi, apakah konten-konten yang beredar di media sosial itu bisa dipastikan kebenarannya?

Luis Cervantes, seorang pelatih pribadi bersertifikat dan salah satu pendiri Fuego Fitness di Los Angeles, menyamakan tips kebugaran mirip dengan keinginan seseorang yang ingin cepat kaya.

"Saya mengerti semua ingin mendapatkan hasil sekarang, dan ingin mendapatkannya dengan cepat," katanya.

"Tapi jika tips-tips yang diberikan influencer kedengarannya terlalu bagus untuk menjadi kenyataan, maka sebaiknya tidak percaya begitu saja," tambahnya.

Baca juga: Berapa Lama Durasi Olahraga yang Ideal?

Cervantes meminta orang-orang agar mencari tahu kredibilitas dari para influencer yang membagikan konten soal kesehatan dan pola makan.

Misalnya dengan mencari tahu apakah mereka instruktur bersertifikat atau hanya seorang enthusiast olahraga dengan banyak pengikut di media sosial.

Hal itu untuk memastikan apakah ada kebenaran dari klaim yang dikemukakan influencer itu.

Tanggapan lainnya juga diutarakan oleh Lauren Cornell, RD, seorang ahli diet tersertifikasi yang juga pendiri Lauren Cornell Nutrition.

Ia mengatakan, orang-orang yang ingin mengetahui kandungan nutrisi pada makanan sebaiknya bertanya kepada ahli diet yang tersertifikasi.

Cornell meminta orang-orang untuk tidak mudah percaya dengan siapa pun yang menjanjikan hasil diet atau pola makan seperti yang beredar di internet.

Baca juga: 5 Manfaat Olahraga yang Jarang Orang Tahu

Cek fakta mitos tentang kebugaran

Berikut adalah sejumlah mitos soal kebugaran yang kerap dibicarakan di media sosial.

Pakar kesehatan dan ahli diet memberikan penjelasan mereka terhadap mitos-mitos ini.

1. Seseorang harus berolahraga secara intens setiap hari

Mitos ini tidak hanya berkembang selama pandemi Covid-19 saja, namun sejak kecil kita sudah diberi tahu bahwa olahraga setiap hari membuat tubuh sehat.

Lalu, apakah mitos ini benar?

Memang mempertahankan gaya hidup aktif sambil bergerak sepanjang hari penting.

Namun, waktu untuk beristirahat dan membiarkan otot pulih dari latihan yang lebih intens juga tak kalah penting.

"Anda harus memiliki setidaknya satu hari istirahat untuk pulih. Istirahat termasuk tidur. Ini adalah bagian besar dari pemulihan," ujar Cervantes.

Ia mengatakan, jika ada orang menguras banyak tenaga hanya untuk berlatih tanpa istirahat, maka sebaiknya hal ini dipertimbangkan ulang.

Cervantes menyampaikan, daripada berolahraga selama satu jam, lebih baik tidur selama 30 menit ekstra dan berolahraga selama 30 menit.

"Dengarkan tubuh. Anda butuh istirahat untuk mencapai hasil maksimal," ucapnya.

Baca juga: Kenali, Tanda dan Bahaya Olahraga Berlebihan bagi Tubuh

2. Semakin lama latihan, semakin baik

Mitos kedua ini juga tak berbeda jauh dengan mitos pertama, yang mana tingkat kebugaran tubuh didasarkan pada intensitas latihan/ berolahraga.

Cervantes mengatakan, lama latihan seharusnya disesuaikan pada bagaimana seseorang berolahraga dan apa yang dicari.

Misalnya, jika seseorang ingin latihan secara High Intensity Interval Training (HIIT) dalam 30 hingga 40 menit, itu bisa lebih efektif daripada menghabiskan dua jam mengangkat beban atau melakukan kardio sedang di gym.

Jadi lama latihan tergantung jenis olahraganya.

3. Anda harus makan dalam waktu 30 menit setelah berolahraga

Meskipun para ahli sepakat bahwa penting untuk makan sesegera mungkin setelah berolahraga, bukanlah hal yang salah jika seseorang baru makan setelah 30 menit dari jarak waktu latihan.

"Mengisi bahan bakar itu penting. Tubuh sangat rentan dan menyerap nutrisi seperti spons. Waktu 30 menit sangat ideal, tetapi sebenarnya 30 hingga 90 menit," jelas Cornell.

Ia menerangkan, setelah latihan ada baiknya seseorang mengonsumsi makanan campuran karbohidrat dan protein untuk membantu sintesis protein otot dan mencegah kerusakan otot.

Dalam hal ini, Mascha Davis, RDN, seorang ahli gizi diet tersertifikasi di Los Angeles sekaligus pendiri MiniFish.co dan penulis Eat Your Vitamins, merekomendasikan untuk mengonsumsi 15 hingga 25 gram protein dalam waktu satu jam setelah latihan.

Beberapa makanan favoritnya setelah berolahraga adalah semangkuk yogurt, roti telur atau daging, smoothie buah dan protein, atau ayam panggang.

Baca juga: Apakah Boleh Langsung Makan Setelah Olahraga?

4. Latihan kekuatan bisa membuat tubuh gemuk?

Cervantes menyebut ketakutan terhadap bulking adalah salah satu kesalahpahaman paling umum yang beredar.

Ia mengatakan, banyak perempuan takut untuk menambah beban yang mereka gunakan karena mereka pikir itu akan menyebabkan mereka terlihat besar.

Cervantes lantas memberi tahu mereka bahwa anggapan tersebut tidak sesederhana itu.

Justru, dengan menambahkan beban selama latihan, seseorang dapat menikmati manfaat membangun otot tanpa lemak sekaligus membakar lemak.

Penelitian juga menunjukkan bahwa latihan ketahanan dapat membantu menjaga massa tulang, yang dapat membantu mencegah osteoporosis.

Sebagai cara mudah memulai latihan kekuatan, Cervantes menyarankan seseorang melakukan latihan HIIT atau latihan interval intensitas tinggi.

Sebab, latihan ini menggabungkan kardio dan beban, yang mengarah pada peningkatan detak jantung dan efek after-burn.

Baca juga: Kenali, 5 Tipe Orang yang Tak Cocok untuk Lakukan Latihan HIIT

5. Melakukan peregangan statis sebelum dan sesudah berolahraga

Meskipun ingin melakukan peregangan sebelum dan sesudah latihan, sebenarnya ada perbedaan dalam jenis peregangan yang harus dilakukan.

Banyak orang diberitahu di kelas olahraga untuk menyentuh jari kaki kita sebelum berlari satu mil.

Ternyata, jenis peregangan statis dengan menahan posisi selama beberapa detik sebelum olahraga, malah dapat menyebabkan lebih banyak kerugian daripada kebaikan.

"Anda harus selalu melakukan peregangan statis setelah berolahraga karena otot Anda hangat. Tetapi jika Anda menarik otot saat dingin atau sebelum olahraga, mereka bisa patah, seperti karet gelang dingin," kata Cervantes.

Sebaliknya, Cervantes mengatakan untuk melakukan peregangan dinamis sebelum latihan untuk menghangatkan otot.

Lakukan gerakan seperti lari ringan, ayunan lengan, jumping jack, atau mengangkat lutut tinggi. Gerakan-gerakan ini meregangkan otot hingga rentang gerak penuh dan menekankan mobilitas.

Baca juga: Lakukan Peregangan Sebelum Olahraga Berefek Buruk, Benarkah?

6. memerlukan peralatan yang mahal agar bisa fit

Banyak orang berpikir, mendaftar sebagai member gym atau memiliki peralatan fitnes berharga mahal dapat memaksimalkam latihan.

Kenyataannya menjalani gaya hidup sehat tidak harus dengan cara yang mahal.

Jika baru memulai latihan, Cervantes merekomendasikan mencari olahraga yang disukai agar bisa menjadikan kebugaran sebagai bagian dari gaya hidup, daripada berinvestasi untuk peralatan yang mahal dan rumit.

Ini bisa dilakukan dengan banyak berjalan-jalan di siang hari atau mengubah makan siang dengan teman-teman menjadi hiking atau bersepeda.

Cara lainnya juga dapat dilakukan dengan menonton latihan gratis di YouTube atau mendaftar ke kelas latihan virtual yang ditawarkan oleh banyak studio dan aplikasi kebugaran.

Selain itu, sebenarnya masih banyak peralatan olahraga dengan harg terjangkau yang dijual secara online atau atau cukup gunakan barang-barang di sekitar rumah.

"Tujuannya adalah untuk menemukan solusi jangka panjang dan gaya hidup yang berkelanjutan," kata Cervantes.

Baca juga: Cara Memilih Jenis Olahraga yang Cocok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com