Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Percaya Mitos “Ajaib” Seputar Bayi Baru Lahir Ini

Kompas.com - 08/11/2021, 15:38 WIB
Lusia Kus Anna

Editor

KOMPAS.com – Sebagai orangtua baru mungkin kita bingung dengan banyaknya mitos seputar kesehatan bayi baru lahir. Terkadang, mitos itu dipercaya terutama ketika ibu baru kewalahan dalam merawat bayi.

Beberapa mitos yang masih dipercaya antara lain bayi tidak boleh keluar rumah sebelum berusia 40 hari, bayi tidak boleh sering digendong supaya tidak manja, hingga ibu yang baru melahirkan tidak boleh tidur siang.

Untuk mengetahui mana mitos keliru yang tidak boleh lagi dipercayai, komunitas Ibu Canggih @Ibu2Canggih mengundang dokter spesialis anak Nofiyanty Nicolas untuk membahasnya dari sudut pandang ilmiah.

Ketahui apa saja mitos-mitos “ajaib” yang sebaiknya tak boleh dipercaya:

Baca juga: Sudah Diberi ASI tapi Bayi Masih Menangis, Apa Penyebabnya?

- Ibu yang baru melahirkan tidak boleh tidur siang karena bisa mengakibatkan darah naik ke mata

“Ini sudah jelas mitos ya. Ibu yang baru melahirkan justru disarankan tidur yang cukup agar stamina dan kesehatan juga terjaga,” kata Nofiyanty dalam webinar “Parenting Canggih untuk Ibu Canggih: Bedah Hoax Kesehatan”, Sabtu (6/11).

Tidur siang juga bisa dijadikan ajang penebusan setelah semalaman begadang menemani bayi baru lahir. Tidur siang juga bisa membantu ibu menurunkan stres pascamelahirkan yang sering melanda para ibu baru.

- ASI yang bening (foremilk) tidak bagus untuk bayi karena bisa bikin bayi masuk angin

Faktanya, air susu ibu yang bening, disebut foremilk, juga memegang peranan penting dalam tumbuh-kembang bayi.

“Selain berfungsi sebagai air yang menghilangkan dahaga bayi, foremilk juga mengandung laktosa yang penting untuk pembentukan otak bayi, serta protein yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh serta mempercepat pembentukan saraf dan jaringan tubuh bayi,” kata Nofiyanty.

Baca juga: 6 Bahaya Rumput Fatimah untuk Persalinan

- Bayi tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari karena bisa ‘ketempelan’

Membawa bayi keluar rumah sebelum usianya 40 hari memang tidak disarankan, kecuali untuk berjemur atau imunisasi. Namun, alasannya bukan karena mistis, seperti ‘ketempelan’ makhluk halus.

“Bayi usia 40 hari ke bawah masih rentan terkena penyakit dari luar karena antibodinya belum terbentuk sempurna,” ujar dr. Nofiyanty.

- Feses bayi bisa berbentuk biji cabe kalau ibu menyusui makan makanan pedas

Feses bayi berbiji bisa disebabkan oleh beberapa hal, namun pada umumnya masih dalam kondisi normal. Feses berbiji juga tidak selalu mengindikasikan bayi diare karena definisi diare ini salah satunya feses yang cair dan keluar dengan frekuensi sangat sering dalam 1 hari.

“Diare pada bayi sendiri banyak penyebabnya, tapi yang jelas bukan karena ibunya suka makan makanan pedas ya,” kata Nofiyanty.

Baca juga: Jangan Tunggu Bayi Menangis untuk Beri ASI, Ini Sebabnya

- Jangan memeras cucian bayi terlalu kencang karena akan membuat bayi gelisah
Banyak hal bisa membuat bayi gelisah dan mungkin terbangun sepanjang malam, namun salah satunya bukan karena Ibu memeras cucian bayi terlalu kencang.

“Bayi gelisah bisa dikarenakan lapar, popoknya basah, kegerahan, atau kolik. Bila Ibu khawatir dengan kondisi bayi, silakan berkonsultasi dengan dokter, salah satu yang tercepat adalah melalui aplikasi telemedicine,” katanya.

Dijelaskan Nofiyanty, bila Ibu memiliki keluhan kesehatan atau khawatir dengan kondisi anak, sebaiknya periksakan ke dokter. Salah satu cara tercepat untuk berkonsultasi dengan dokter, namun tetap reliabel, ialah melalui telemedicine.

Baca juga: Layanan Telemedicine Saat Pandemi Permudah Akses Kesehatan Anak

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com