Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/11/2021, 13:44 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Menjalani hubungan berkomitmen memang tak mudah. Sebab, artinya kita menyatukan dua orang dengan isi kepala berbeda.

Tentu saja, sebagai pasangan kekasih, semua perbedaan yang ada harus diterima masing-masing individu guna membuat hubungan awet dan langgeng.

Sayangnya, itu tidak mudah. Apalagi, tidak pernah puas adalah sifat dasar manusia, membuat terkadang kita ingin mengubah pasangan menjadi orang yang “sempurna” menurut kita, bukan menerima diri pasangan seutuhnya.

Baca juga: Sukses Mendapat Pasangan di Aplikasi Kencan Saat Usia Tak Lagi Muda

Nah, apa yang harus dilakukan agar kita bisa menerima diri pasangan seutuhnya agar hubungan langgeng? Simak tips berikut ini.

1. Jangan berusaha mengubah si dia

Salah satu masalah utama yang membuat hubungan berakhir buruk adalah mengira bahwa pasanganlah yang harus berubah.

Memang, melemparkan semua kesalahan dalam hubungan pada pasangan amat menggoda.

Namun, Andrea Miller, CEO dari YourTango dan penulis dari Radical Acceptance: The Secret to Happy, Lasting Love berpendapat lain.

Dia meyakini bahwa salah satu cara terbaik untuk mengakhiri argumen adalah berhenti mencoba mengubah pasangan dan menerima pasangan dengan sepenuh hati.

Jika melakukannya, ketegangan pun akan berkurang dan kita akan semakin dekat dengan pasangan.

Dengan melepaskan diri dari beban menjadikan pasangan sebagai sosok yang sempurna, akan membuat kita menerima pasangan sepenuhnya, dan membawa dinamika baru dalam hubungan.

Pada akhirnya, keduanya akan merasa saling mencintai dan dihormati.

2. Jangan menghakimi dan perbanyak kasih sayang

Saat pasangan bertengkar dan saling menghakimi satu sama lain, jarak pun semakin jauh dan, bukan semakin dekat dan rentan.

Baca juga: 7 Tanda Awal Sebuah Hubungan Tak Bakal Langgeng

Jadi, dibanding menghakimi pasangan atas tindakannya, lebih baik berterima kasih jika pasangan melakukan sesuatu yang baik.

Misalnya, ketika dia membantu mengerjakan pekerjaan kecil di rumah atau pulang larut malam setelah bekerja demi mencari nafkah.

“Inilah inti dari Radical Acceptance (Penerimaan Radikal). Ini adalah praktik yang kuat, indah, transformatif dan menekankan pada praktik."

"Kuncinya adalah berkomitmen pada niat ini dan selalu sadar saat mulai menghakimi, dan menegur diri sendiri saat melakukannya.”

Demikian ujar Miller yang menggunakan radical acceptance pada suami dan orang terdekat di hidupnya.

3. Perbanyak empati

Cara terbaik untuk menghentikan argumen adalah dengan menempatkan diri di posisi pasangan.

Lalu, memikirkan bagaimana kita ingin diperlakukan oleh pasangan selama pertengakaran terjadi.

Melakukannya bisa membantu kita mengembangkan sebuah teknik manajemen yang disebut sebagai keterusterangan radikal.

Baca juga: 6 Kebiasaan untuk Mengasah Rasa Empati, Mau Coba?

Pada tahapan ini, pasangan benar-benar peduli satu sama lain, namun memberikan feedback yang jujur untuk membantu satu sama lain menjadi lebih baik.

Kita juga bisa meningkatkan hubungan dengan memberikan kasih sayang, rasa menghormati, dan penerimaan yang kita inginkan juga sebagai balasannya.

“Mengganti menghakimi dengan belas kasih dan memperluas empati itu berjalan beriringan."

"Dengan memperluas empati kepada orang lain, kita dapat menciptakan keamanan yang lebih besar dalam hubungan, menumbuhkan kemampuan untuk benar-benar terlihat dan didengar."

"Terkadang ini bisa menakutkan, tetapi ini adalah kunci untuk mengembangkan keintiman emosional yang mendalam,” ungkap Miller.

4. Berhenti mencoba mengendalikan pasangan

Hubungan yang baik akan terbentuk saat masing-masing individu tetap merasa bisa menjadi dirinya sendiri dan berfungsi secara independen.

Karena itu, saat salah satunya berusaha mengontrol pasangannya, hubungan akan terganggu.

Ingat, sebuah hubungan yang sehat mencakup rasa kepercayaan dan kemampuan untuk membuat pasangan tetap menjadi dirinya sendiri.

Lalu, bersamaan dengan itu ita tetap berusaha menerima dan mencintai pasangan.

Miller pun meyakini, berusaha mengontrol pasangan bukan hanya hal terburuk dalam suatu hubungan, namun juga salah satu kebiasaan yang paling sering terjadi tanpa disadari.

“Kita sering merasa bahwa kita melakukan hal yang benar dan memiliki otoritas moral sehingga berusaha untuk mengendalikan keadaan dan orang lain."

Baca juga: Fakta Mengejutkan dari Pasangan yang Bertemu di Aplikasi Kencan

"Asumsi iimplisitnya misalnya 'saya tahu lebih baik' atau 'saya tidak memercayai', yang pada akhirnya diterjemahkan menjadi 'saya benar, kamu salah' atau 'perasaan saya lebih penting daripada perasaan kamu,', ” ujar Miller.

5. Terima pasangan seutuhnya

Menjalin hubungan bukan berarti kita meninggalkan sifat asli kita.

Memang, perkembangan ke arah yang lebih baik itu merupakan hal positif, namun, semua orang yang terlibat dalam suatu hubungan harus merasa diterima, termasuk dengan sisi buruknya.

Artinya, pandang saja keburukan kecil pasangan sebagai sesuatu yang manis, alih-alih harus bertengkar karena hal sepele.

Namun, jika keburukan itu berupa kekerasan fisik atau verbal, berbeda ceritanya.

“Penerimaan radikal tidak berarti pasangan dapat mengambil keuntungan dari kita, tanpa memberikan kelonggaran untuk perilaku dan sifat yang secara terang-terangan tidak dapat diterima."

"Termasuk kelemahan karakter yang akut (misalnya, dia benar-benar berbohong, menipu, atau mencuri); pelecehan verbal, emosional, atau fisik; atau perilaku apa pun yang mengancam atau berbahaya,” ujar dia.

Baca juga: 10 Tanda Pasangan Sangat Mencintaimu

6. Bersumpah mencintai pasangan tanpa syarat

Cinta tanpa syarat adalah tujuan akhir dari hubungan yang berkomitmen, karena mencintai dan diterima sepenuhnya akan terus memberikan kepuasan dan kebahagiaan dalam kehidupan.

Cinta tanpa syarat juga memberi kita kepercayaan diri untuk mencintai pasangan sebaik mungkin, dan memberikan rasa keselamatan dan keamanan padanya, serta mendorong pasangan untuk melakukan hal yang sama.

“Tidak ada yang namanya melakukan setengah hati dalam hal penerimaan radikal."

"Penerimaan radikal berarti kita selalu mendukungnya, bahkan ketika pasangan salah."

"Penerimaan radikal adalah cinta tanpa syarat, bahkan ketika itu terasa sangat sulit, ketika kita merasa sangat terluka atau kecewa, atau ketika kita merasa dia bersalah,” ujar Miller.

7. Dengarkan pasangan

Buatlah waktu untuk membuat pasangan melihat bahwa kita benar-benar menghargai dan menerima semua yang ada pada dirinya.

Baca juga: Cara Membantu Pasangan dengan Masalah Kesehatan Mental

Miller pun merekomendasikan pasangan untung benar-benar mendengarkan apa yang diakatakan oleh pasangan setiap harinya.

Menurut dia, saat mendengarkan pasangan, kita juga harus benar-benar memandang mereka, baik dari wajah maupun tubuhnya.

“Hilangkan keinginan untuk menyela, memikirkan hal lain, atau mengalihkan pembicaraan ke arah lain."

"Fokus saja pada apa yang dia katakan, bahkan jika kita tidak setuju dengannya," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com