Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/11/2021, 15:57 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Ada berbagai penyebab hancurnya suatu hubungan, dan perselingkuhan masih menjadi salah satu penyebab utamanya.

Salah satu peneliti di Kinsey Institute, Indiana University, Justin J. Lehmiller Ph.D., turut bersuara tentang topik ini.

Dia mengatakan, bukan hanya menjadi alasan umum perceraian, perselingkuhan juga adalah hal paling umum yang mendorong orang untuk mencari terapi seks dan hubungan.

Akibatnya, muncul pertanyaan apakah sebenarnya perselingkuhan dapat diprediksi?

Pasalnya, jika kita dapat mengidentifikasi prediktor utama, kemungkinan besar kita bisa mengembangkan strategi untuk mencegah perselingkuhan dan dampak buruk yang dimunculkannya.

Nah, baru-baru ini ada serangkaian studi yang meneliti prediktor perselingkuhan yang diterbitkan di Journal of Sex Research.

Penelitian tersebut memanfaatkan algoritma pembelajaran mesin untuk menentukan apakah perselingkuhan dapat diprediksi, dan juga apa prediktor terbesarnya.

Salah satu studi melibatkan sebuah survei dari 891 orang dewasa yang diminta untuk menjawab berbagai pertanyaan terkait perselingkuhan secara tatap muka dan perselingkuhan daring.

Lalu, pada studi kedua, 202 pasangan dari berbagai jenis kelamin diminta untuk mengisi survei dengan pernyataan serupa.

Dalam kedua studi tersebut, para peneliti juga mengumpulkan informasi ekstensif tentang kehidupan seks, hubungan, latar belakang demografis, dan kepribadian seseorang.

Setelah melihat jawaban yang diberikan peserta terkait apakah perselingkuhan dapat diprediksi, para peneliti pun menyimpulkan bahwa perselingkuhan “cukup” bisa diprediksi.

Pasalnya, mereka menemukan beberapa faktor yang merupakan prediktor lemah dan beberapa prediktor kuat.

Dan, hanya dengan menambahkan sejumlah besar variabel ke dalam algoritma secara bersama-sama, mereka dapat memprediksi perselingkuhan dengan cukup baik.

Prediktor terbesar perselingkuhan

Dalam hal variabel mana yang paling prediktif, para peneliti menemukan bahwa prediktor perselingkuhan yang paling kuat terletak dalam hubungan.

Dengan kata lain, faktor demografi, seperti tingkat pendidikan dan kepribadian seperti gaya keterikatan, tidak terlalu menjelaskan banyak hal.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com