Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Promo 11.11, Hati-Hati dengan Compulsive Shopping Disorder

Kompas.com - 11/11/2021, 10:39 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Jika hal di atas tak berguna, ajak teman untuk menemani berbelanja dan mintalah agar ia menolong kita membatasi diri.

Lalu, jika ada seseorang di rumah yang bisa menggantikan kita berbelanja kebutuhan, serahkan tugas berbelanja padanya sementara kita mencari pengobatan.

Bayar dengan uang tunai

Gunakan kartu kredit hanya saat mendesak. Compulsive spending kemungkinan tak akan terjadi jika kita hanya memiliki beberapa lembar uang tunai dalam dompet.

Unsubscribe dan block

Untuk menghentikan belanja kompulsif daring, unsubscribe email marketing dan gunakan aplikasi atau ekstensi browser untuk membatas akses ke situs belanja.

Baca juga: 4 Tips Menahan Dorongan Belanja Impulsif

Membantu orang terdekat

Jika orang terdekat kita mengalami compulsive shopping disorder, biasanya bisa berujung pada berbagai gejolak emosional dan tekanan keuangan, membuat hadirnya rasa frustrasi, marah, dan sedih.

Jadi, penting untuk mendiskusikan kekhawatiran kita pada orang yang kita cintai. Namun, sebelum membicarakan masalah sensitif ini dengan mereka, cobalah untuk mengatasi emosi diri sendiri dan pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan terapis terlebih dahulu.

Seorang terapis dapat membantu kita memahami emosi dan memberi kita perspektif yang lebih baik tentang masalah tersebut.

Lalu saat mendekati orang yang kita cintai, cobalah buat kata-kata yang penuh perhatian dan hindari kata-kata yang mempermalukannya untuk memotivasi perubahan perilaku.

Selain tak efektif, kata-kata itu juga bisa berbahaya. Ingat, orang yang kita cintai mungkin merasa malu dengan perilaku kompulsif mereka, sehingga pemulihan tidak boleh mempermalukannya.

Masih butuh diteliti

Hingga kini, compulsive shopping masih perlu diteliti karena beberapa peneliti mengkategorikannya sebagai addictive disorders, seperti gangguan penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan atau adiksi perilaku seperti pada judi.

Ada juga yang mengkategorikannya sebagai obsessive-compulsive disorder (OCD) dan mood disorder.

Namun dengan prevalensi gangguan ini, serta bukti bahwa jumlah orang yang terpengaruh olehnya meningkat, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan untuk mempelajari cara menyaring dan merawat orang yang hidup dengan compulsive shopping disorder secara lebih efektif.

Baca juga: Jelang Harbolnas 11.11, Perhatian Tips Belanja Online yang Aman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com