Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Kulit Berminyak Tak Perlu Pakai Pelembap?

Kompas.com - 12/11/2021, 08:03 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Banyak informasi beredar mengenai skincare dan kesehatan kulit di internet dan media sosial. Faktanya sebagian dari informasi tersebut bisa jadi cuma mitos, malah menyesatkan.

Tren perawatan kulit yang disukai banyak orang di TikTok atau Youtube misalnya, mungkin belum tentu cocok untukmu.

Agar tak terjebak oleh mitos yang salah, ahli kulit menjelaskan berbagai mitos perawatan kulit yang perlu diketahui, beserta fakta di baliknya.

Baca juga: Tren TikTok Campur Kopi dan Sampo, Apa Manfaatnya untuk Rambut?

1. Orang dengan kulit berminyak tidak memerlukan pelembap

Meski memiliki kulit berminyak, kita harus menggunakan pelembap setidaknya sehari sekali.

"Kelenjar minyak di kulit bekerja keras untuk mengimbangi dehidrasi," kata Annie Chiu, MD, dokter kulit di The Derm Institute di Redondo Beach, California, AS.

Pemilik kulit berminyak dianjurkan untuk mencari pelembap berlabel noncomedogenic, yang memiliki kemungkinan lebih rendah dalam menyumbat pori-pori.

Direktur Dermatology & Laser Surgery Center Paul Friedman, MD, menyarankan pelembap dalam bentuk serum atau gel untuk menghidrasi kulit agar tidak merasa berminyak, alih-alih pelembap krim.

Baca juga: Apa Beda Krim Pelembab Harga Jutaan dengan yang Murah?

2. Produk yang diklaim sudah teruji dokter kulit dianjurkan untuk dipakai

Klaim "sudah teruji dokter kulit" menandakan suatu produk sudah ditinjau dokter kulit bersertifikat.

Tetapi bukan berarti dokter kulit menyukai atau bahkan merekomendasikan penggunaan produk tersebut.

"Terminologi ini tidak membedakan antara tes di rumah dan uji klinis yang ketat secara ilmiah," kata Chiu.

Dokter spesialis kulit Tina Alster, MD, menyambung apa yang dikatakan Chiu.

Menurut dia, merek kecantikan dapat mencantumkan klaim "sudah teruji dokter kulit" pada suatu produk meskipun hanya satu dokter kulit yang memeriksa produk itu.

Daripada mengandalkan klaim pada produk, kunjungi dokter kulit dan mintalah rekomendasi yang cocok bagi kulit kita, saran Chiu.

"Dokter kulit dapat memandu kita berdasarkan jenis kulit, anggaran, dan apakah kita mencari rutinitas perawatan kulit yang sederhana atau tidak," cetus dia.

Baca juga: Meski Jarang Terdengar, Kandungan Produk Perawatan Ini Kaya Manfaat

3. Menyilangkan kaki memicu varises

Posisi duduk dengan menyilangkan kaki tidak membuat kita berisiko mengalami varises lebih tinggi. Masalahnya adalah berapa lama kita duduk.

Varises dan garis pembuluh darah akan timbul ketika katup di kaki rusak dan menyebabkan darah mengalir kembali dari pembuluh darah yang lebih dalam ke pembuluh darah yang lebih dangkal, ujar Friedman.

"Vena superfisial kemudian menonjol karena semua darah terkumpul, menjadi terlihat melalui kulit."

Wanita berisiko dua kali lebih besar untuk memiliki pembuluh darah yang menonjol dibandingkan pria.

Satu studi menemukan, risiko mengembangkan varises pada wanita meningkat lebih dari 60 persen jika salah satu orangtua wanita itu memiliki varises.

Jika rentan mengalami varises, seringlah berdiri, menjaga berat badan sehat, dan tidak merokok.

Baca juga: 10 Penyebab Varises, Tak Hanya Duduk Terlalu Lama

4. Ruam kulit menandakan alergi

Masalah kulit seperti psoriasis, eksim, dan seborrhea dapat memicu ruam, tetapi itu bukan berarti kita mengalami alergi.

Sebagai contoh, psoriasis adalah masalah autoimun yang kerap dikaitkan dengan gangguan kesehatan serius semacam radang sendi.

Bisa jadi, kita memerlukan obat dengan resep dokter untuk mengelola kondisi tersebut.

Sulit menentukan apakah ruam itu disebabkan oleh iritasi, alergi lingkungan, atau dari penyakit bawaan. Sebaiknya, buatlah janji untuk bertemu dokter guna mengetahui penyebab ruam tersebut.

Baca juga: Bisakah Ruam Kulit pada Pasien Covid-19 Disembuhkan?

5. Vitamin E memudarkan bekas luka dan stretch mark

Ada anggapan mengoleskan vitamin E pada bekas luka dan guratan kulit (stretch mark) akan membantu memudarkan tanda-tanda itu di kulit. Faktanya, cara ini justru dapat mengiritasi kulit kita.

Satu studi kecil mengungkap, sepertiga orang yang mengoleskan vitamin E pada bekas luka mereka melaporkan ruam merah yang gatal.

Cara efektif untuk memudarkan bekas luka dan stretch mark, kata Chiu, adalah menggunakan krim dan losion yang mengandung asam hialuronat, retinol, dan tretinoin.

Sinar matahari juga harus dihindari, karena bekas luka cenderung menjadi gelap akibat terpapar sinar matahari, sementara stretch mark akan tampak lebih menonjol.

Konsultasikan dengan dokter kulit tentang perawatan seperti terapi laser dan microneedling --menusuk kulit dengan jarum kecil untuk mendorong produksi kolagen dan elastin.

Kedua metode ini tidak sepenuhnya menghapus bekas di kulit, tetapi dapat sedikit membantu.


Baca juga: Ketahuilah, 4 Cara Menyamarkan Stretch Mark Usai Melahirkan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com