KOMPAS.com - Tanggal 12 November tidak hanya diperingati sebagai Hari Kesehatan Nasional (HKN) namun juga bertepatan dengan Hari Pneumonia Sedunia.
Pneumonia adalah radang pada paru-paru yang dapat disebabkan oleh kehadiran bakteri, virus maupun jamur.
Peradangan tersebut membuat pertukaran udara terganggu sehingga terjadi kekurangan oksigen (hipoksemia).
Penyakit pneumonia juga amat berbahaya dan mematikan bagi anak-anak, khususnya bagi balita.
Baca juga: Punya Gejala Mirip, Ini Beda Bronkitis dan Pneumonia
Dikutip dari akun Instagram Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), pneumonia adalah penyakit infeksi pembunuh nomor satu pada kelompok balita.
Ada satu anak meninggal di dunia setiap 39 detik akibat penyakit ini. Artinya, pneumonia menyebabkan kematian 2.200 anak per harinya di seluruh dunia.
Sebenarnya, penyakit ini bisa dicegah dan diobati, namun sering terlambat karena orangtua tidak paham.
Penanganan dan gejala yang lambat dikenali berisiko terhadap pasien anak.
Gejala pneumonia pada anak antara lain batuk, napas cepat, demam, lesu dan nafsu makan yang menurun.
Seringkali, anak tidak mampu mengenali kondisinya sendiri sehingga orangtua harus lebih awas.
Sementara itu, gejala pneumonia pada anak tergolong mengkhawatirkan apabila bibir atau lidah anak membiru, tarikan dinding dada ke dalam, dan semakin lemah atau kesadaran menurun.
Baca juga: 5 Jenis Pneumonia yang Perlu Diwaspadai
Pneumonia dapat menular, dan bisa menyebar dengan beberapa cara termasuk melalui batuk, bersin khususnya selama atau setelah kelahiran, atau kontaminasi.
Semua anak bisa mengalami pneumonia dan risikonya bisa lebih tinggi apabila mengalami gizi buruk atau kurang gizi, tidak mendapatkan ASI, kelahiran prematur atau berat badan lahir rendah.
Selain itu, orangtua yang perokok berat, polusi udara, lingkungan kumuh dan padat serta anak yang tidak diimunisasi juga bisa meningkatkan risiko pneumonia.
View this post on Instagram