Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

YouTube Sembunyikan Jumlah Dislike di Videonya, Apa Alasannya?

Kompas.com - 14/11/2021, 09:58 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber TechCrunch

KOMPAS.com - YouTube secara resmi menyembunyikan jumlah dislike pada video yang ditayangkannya.

Kebijakan tersebut diambil untuk membuat content creator-nya lebih terlindungi dari tekanan, rasa malu maupun bullying akibat "tanda tidak suka" tersebut.

Jumlah dislike memang tidak akan tampak oleh publik namun pemilik video masih bisa mengetahui datanya, jika menginginkannya. Mereka bisa mengakses data ketidaksukaan itu di YouTube Studio bersama dengan analisis lain tentang kontennya.

Sementara itu, pengguna atau viewer juga masih tetap bisa menyampaikan ketidaksukaannya seperti biasa.

Tujuan lainnya agar para kreator tidak lagi menjadi sasaran dislike bombing pada konten yang diunggahnya. Biasanya ini terjadi ketika sebuah kelompok bekerja sama untuk meningkatkan jumlah dislike atau ketidaksukaan pada video tertentu.

Baca juga: Konten Anti-Vaksin akan Hilang dari YouTube

Perubahan tersebut mengikuti eksperimen yang dijalankan YouTube awal tahun ini demi mengurangi serangan kebencian dan pelecehan terhadap pembuat konten.

Sebelumnya, YouTube menjelaskan bahwa jumlah ketidaksukaan publik dapat memengaruhi kesejahteraan pembuat konten dan dapat memotivasi kampanye yang ditargetkan untuk menambahkan jumlah dislike ke video.

Hal ini berdasarkan aspirasi dari sejumlah content creator pemula dan jumlah subscribber yang lebih sedikit. Mereka mengaku menjadi sasaran dislike bombing yang masif, dibandingkan sejumlah creator lain yang sudah lebih populer.

Platform video tersebut ini juga telah melakukan eksperimen selama beberapa bulan untuk menganalisis dampak perubahan tersebut bagi pengguna dan pembuat konten. Hasil pengujian inilah yang membuat YouTube kini telah menyembunyikan jumlah dislike tersebut dari mata publik.

Meski demikian, jumlah dislike juga memiliki kegunaannya tersendiri bagi para pengguna Youtube. Misalnya sebagai sinyal bagi orang lain ketika video tersebut adalah clickbait, spam, atau konten yang menyesatkan.

Baca juga: Ajari 5 Sikap Tegas Ini kepada Anak agar Tak Jadi Korban Bullying

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber TechCrunch
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com