Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Begini Cara Bilang "Tidak" pada Atasan di Luar Jam Kerja

Kompas.com - 14/11/2021, 12:29 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Atasan yang menghubungi di luar jam kerja merupakan keluhan yang paling sering disampaikan oleh para karyawan.

Harapan untuk bersantai dan beristirahat seringkali gagal karena diminta bos mengerjakan pekerjaan yang dianggap urgent. Banyak yang merasa sungkan, tidak enak hati bahkan takut untuk menolak permintaan tersebut.

Akibatnya, tentu saja waktu pribadi kita terpakai sehingga mengganggu work-life balance yang seharusnya tercipta.

Baca juga: Aturan Baru, Portugal Larang Bos Hubungi Stafnya di Luar Jam Kerja

Sayangnya, pola perilaku ini semakin sering dijumpai, khususnya di era kerja jarak jauh selama pandemi Covid-19. Tak peduli malam hari atau akhir pekan, atasan tetap meminta kita mengutamakan pekerjaan, apapun alasannya.

Tips mengatakan 'tidak' ketika atasan menghubungi di luar jam kerja

Ada beberapa kondisi yang membuat atasan kita cenderung sering menghubungi di luar jam kerja. Misalnya saja lingkungan kantor yang kecil dengan pekerja yang relatif sedikit, sehingga banyak urusan yang tidak tertangani dengan baik.

Atasan yang tidak peka dan tidak menghargai batas-batas waktu pribadi juga menjadi penyebab utamanya.

Selain itu, kebiasaan kita bersikap tidak enakan sehingga selalu menurut jika diminta bekerja di luar jam kantor juga berpengaruh.

Agar tak lagi merasa tersiksa, biasakan untuk berani menolak ketika atasan menghubungi di luar jam kerja. Bagaimana caranya?

Baca juga: Waspada, Jam Kerja yang Panjang Tingkatkan Risiko Kematian

Jangan memberikan alasan penolakan konyol

Sudah menjadi sifat alami manusia yang perlu memberikan pembenaran ketika harus menolak permintaan orang lain. Hal ini membuat kita merasa berhutang alasan kepada atasan ketika diminta bekerja di luar jam kantor, padahal sebenarnya tidak.

Tolak permintaan bos kita dengan halus dan tegas, serta alasan yang jelas. Jangan malah menghindari dengan alasan konyol seperti membersihkan rumah atau membeli tirai baru.

Kita tidak melakukan kesalahan apapun ketika menolak permintaan atasan sehingga tidak perlu merasa bersalah atau mencari-cari alasan.

Ilustrasi rasa malas ketika work from home (WFH).Dok. iStock/Kiwis Ilustrasi rasa malas ketika work from home (WFH).

Bersikap tegas dan konsisten

Ada kalanya atasan akan terus menghubungi meskipun kita sudah menolak permintaannya untuk bekerja di luar jam kantor. Penting untuk bersikap tegas dan konsisten dengan penolakan kita karena dapat berpengaruh di kemudian hari.

Jika kita mengiyakan permintaannya maka mereka akan melakukannya lagi di masa depan dan semakin sulit untuk menolaknya.

Baca juga: 10 Tanda Atasan yang Toksik dan Cara Menghadapinya

Percaya diri dengan penolakan yang disampaikan

Sampaikan penolakan kepada atasan dengan sopan, tegas dan percaya diri. Jangan menunjukkan keraguan apapun atau terlihat bimbang, ragu dan bisa dibujuk.

Perhatikan kondisinya

Kita mungkin khawatir penolakan tersebut akan membuat atasan berpikiran buruk, marah atau gagal mendapatkan promosi di kantor. Untuk menjaga hubungan tetap baik, sampaikan penawaran yang lebih positif misalnya mengerjakannya segera ketika jam kantor.

Pilihan tersebut menunjukkan komitmen kita pada pekerjaan sekaligus melunakkan penolakan yang disampaikan sebelumnya.

Bisa juga memberikan saran solusi masalah yang urgent tersebut atau menyarankan atasan menghubungi rekan kerja lain, yang dipastikan bersedia diganggu di luar jam kantor.

Baca juga: Kebiasaan Buruk yang Lahir Akibat WFH

Jangan menyerah pada ancaman

Jangan terjebak ketika atasan memcoba membuat kita  merasa bersalah, mengancam, atau memanipulasi secara emosional. Atasan yang baik memahami dan menghormati fakta bahwa staf mereka membutuhkan waktu untuk libur dan tidak bekerja.

Jika atasan terus melakukan hal tersebut, artinya kita berada dalam lingkungan kerja yang toksik dan tidak sehat.

Tegaskan kembali hak kita

Pastikan untuk memahami hak kita sebagai pekerja termasuk untuk mendapatkan libur. Jika terpaksa, tegaskan kembali hak kita ketika diminta bekerja di luar jam kantor.

Jika atasan menuntut untuk masuk kerja dan mulai membuat permintaan yang tidak adil, sampaikan bahwa kontrak kerja kita telah dilanggar.

Baca juga: Pentingnya Mengambil Cuti Kerja di Masa Karantina

Tetapkan batasan

Tetapkan batasan pribadi kita untuk pekerjaan termasuk sejauh mana bersedia menoleransi atasan di luar jam kantor. Jika sering diganggu di luar jam kerja, artinya ada yang salah dengan manajemen dan atasan kita.

Jika atasan Anda menawarkan waktu pengganti atau upah lembur, pastikan meminta pernyataannya dalam bentuk tertulis. Pasalnya, banyak atasan cenderung melupakan pengorbanan stafnya sehingga hak kita juga ikut terlupakan.

Pertimbangan konsekuensi mengatakan 'ya'

Pertimbangkan konsekuensinya apabila kita akhirnya terbujuk untuk menyanggupi permintaan atasan di jam libur. Mungkin saja pasangan, sahabat atau anak kita akan merasa marah karena rencana pribadi akhirnya harus berantakan.

Pertimbangkan kembali prioritas kita dan putuskan mana yang lebih penting.

Baca juga: Bosan Selalu Lembur? Coba 5 Trik untuk Kerja Efektif

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com