Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/11/2021, 13:21 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Waktu tidur yang memadai memiliki efek yang sangat baik bagi kesehatan tubuh, termasuk kondisi kulit dan rambut.

Dokter kulit berlisensi Hope Mitchell mengatakan, proses pembaruan, perbaikan dan pemulihan kulit terjadi pada malam hari.

Di waktu tersebut, tingkat metabolisme kulit akan meningkat, sehingga pergantian sel dan produksi sel baru juga meningkat.

Menurutnya, kurang tidur akan mengakibatkan penurunan sekresi hormon pertumbuhan somatotropin yang bertanggung jawab memperbaiki sel-sel yang rusak dan menjaga elastisitas kulit.

Baca juga: Tanda Kita Kurang Tidur Selain Sering Menguap

Dokter kulit dan profesor Rajani Katta menyebut, saat kita tertidur, tubuh kita akan menyembuhkan diri dari luka.

"Pikirkan seberapa cepat tubuh kita dapat sembuh dari luka, dan satu hari kemudian semua bekas luka itu hilang," ucapnya.

"Saat kita tidak tidur, kita merusak sistem pesan yang mengirim sel-sel yang akan memperbaiki kerusakan pada penghalang kulit," tambah Katta.

Sebaliknya, tubuh kita justru mengirimkan lebih banyak sitokin inflamasi yang memicu jerawat dan ruam.

Rebecca Robbins, ilmuwan tidur di Brigham and Women's Hospital dan instruktur kedokteran di Harvard Medical School merujuk pada sebuah studi tahun 2020.

Dari studi tersebut terungkap wanita berusia 40 tahun hanya tidur empat jam semalam selama enam hari. Durasi ini adalah durasi tidur terlama yang diperoleh kebanyakan orang.

Baca juga: Apa yang Harus Dilakukan Saat Sulit Tidur?

"Studi ini menunjukkan ada peningkatan kerusakan kulit akibat kurang tidur setiap malam," sebut Robbins.

Intinya, semakin kita tidak memeroleh istirahat yang mencukupi, maka hal itu akan semakin tampak dari penampilan kita.

Kurang tidur juga membawa dampak negatif lain bagi kulit, termasuk hipopigmentasi (hilangnya pigmen atau warna kulit di beberapa bagian).

Penyembuhan luka juga menjadi lebih lama, timbul garis-garis halus dan kerutan, serta lingkaran hitam dan kantung mata.

Menurut Mitchell, hipopigmentasi dan penyembuhan luka yang tertunda kemungkinan adalah akibat dari berkurangnya hormon melatonin yang diproduksi tubuh saat kita tidur.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com