Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/11/2021, 13:59 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Di sisi lain, protein juga mendukung perbaikan dan pertumbuhan otot yang berkontribusi pada metabolisme yang lebih tinggi dan lebih banyak kalori yang terbakar saat istirahat.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengonsumsi jumlah protein tertinggi adalah yang paling kecil kemungkinannya memiliki lemak perut berlebih.

Untuk meningkatkan asupan protein, cobalah memasukkan sumber protein berkualitas tinggi di setiap makanan dan camilan seperti daging tanpa lemak, ayam, tahu, telur, kacang-kacangan, dan lentil.

Baca juga: Perlukah Memberikan Protein Ekstra untuk Anak?

5. Stres dan kortisol

Kortisol adalah hormon yang penting untuk kelangsungan hidup. Ini diproduksi oleh kelenjar adrenal dan dikenal sebagai "hormon stres" karena membantu tubuh merespons ancaman atau stres fisik maupun psikologis.

Stresor utama adalah stres psikologis dan perilaku yang meningkatkan  kebiasaan negatif misalnya, makanan yang diproses, kurangnya aktivitas fisik, atau kurang tidur.

Sayangnya, stres kronis dapat menyebabkan akumulasi lemak visceral, sehingga membuatnya sulit untuk dihilangkan karena dapat meningkatkan produksi kortisol secara berlebihan.

Selain itu, tingkat kortisol yang lebih tinggi dalam makanan dapat menyebabkan beberapa orang memilih makanan berkalori tinggi untuk kenyamanan dan menyebabkan penambahan berat badan yang tidak diinginkan.

Stres kronis juga dapat memengaruhi perilaku gaya hidup lain yang dapat menyebabkan penambahan berat badan seperti perilaku koping negatif, yakni penyalahgunaan zat, kualitas tidur yang buruk, dan kurangnya aktivitas fisik.

Oleh karena itu, mengelola stres melalui perilaku gaya hidup yang mempromosikan kesehatan (misalnya, diet padat nutrisi, olahraga teratur, meditasi, mengatasi kesehatan mental) dan berkonsultasi dengan  ahlinya harus menjadi prioritas.

Baca juga: Tanda Kegemukan Bisa Dicek dari Lingkar Pinggang, Yuk Coba Ukur!

6. Diet rendah serat

Beberapa jenis serat dapat membantu kita merasa kenyang, menstabilkan hormon rasa lapar, dan mengelola rasa lapar.

Dalam sebuah studi observasional yang melibatkan 1.114 pria dan wanita, asupan serat larut dikaitkan dengan pengurangan lemak perut.

Untuk setiap peningkatan 10 gram serat larut, ada penurunan 3,7 persen dalam akumulasi lemak perut.

Kita pun bisa menemukan serat yang tinggi dari makanan seperti kacang-kacangan, biji-bijian utuh, gandum, sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.

7. Kurang tidur

Banyak penelitian telah menghubungkan kurang tidur dengan penambahan berat badan dan itu mungkin termasuk lemak perut.

Ada banyak potensi penyebab kenaikan berat badan akibat kurang tidur seperti peningkatan asupan makanan untuk mengimbangi kekurangan energi, perubahan hormon lapar, peradangan, dan kurangnya aktivitas fisik karena kelelahan.

Misalnya, mereka yang kurang tidur lebih cenderung memilih pilihan nutrisi rendah dengan mengonsumsi makanan tinggi gula dan lemak, serta lebih banyak kalori setiap hari daripada mereka yang cukup tidur setiap malam.

Baca juga: 4 Kebiasaan Makan yang Mudah Dilakukan Untuk Hilangkan Perut Buncit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com