Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 15/11/2021, 20:13 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Parfum umumnya lahir dari kecintaan seseorang terhadap aroma, entah itu wangi bunga yang disukai di masa kecil, aroma kue, keharuman yang mengingatkan pada suatu tempat, atau aroma yang membuatnya terkenang suatu peristiwa.

Itulah yang terjadi pada Ludovic Bonneton. Kenangannya di masa lalu membuatnya menciptakan wewangian yang diimpikannya.

Saat remaja, Ludovic memakai parfum Jicky dari Guerlain atau Vetiver dari Carven, lalu Habit Rouge dan Pour un Homme dari Caron. Ia juga mencoba berbagai parfum yang unik dari brand-brand yang membuat wewangian secara tradisional.

Bagi Ludovic, wangi parfum adalah aroma yang merdeka. Kita tidak harus memakai satu jenis wewangian saja sepanjang hidup, namun bisa berganti-ganti sesuai cuaca, acara, atau suasana hati.

Kecintaan itulah yang mengantarnya mendirikan Bon Parfumeur, rangkaian produk parfum dengan beragam aroma yang bisa dipakai sendiri-sendiri atau digabungkan sesuai keinginan pemakai.

Bon Parfumeur adalah wewangian yang dirancang secara tradisional di Perancis, dengan bahan-bahan pilihan. Wewangian yang dihasilkan menjadi karya seni, di mana setiap orang bebas untuk memilih dan mencampur apa yang disukai.

Bon Parfumeur Bon Parfumeur
Saat ini, Bon Parfumeur menawarkan 27 eaux de parfum yang dibuat oleh sebelas ahli parfum Prancis. Uniknya, produk-produk ini dibagi menjadi sepuluh kategori berdasar aromanya.

Kategori tersebut dinamai dengan angka. Wangi cologne yang ringan dan segar misalnya, ditandai dengan angka 001, 002, 003, dan 004. Sedangkan angka 1 di awal menunjukkan aroma floral atau bunga, misalnya 101, lalu angka 2 di awal mengacu pada aroma fruity.

Demikian seterusnya, ada aroma spicy amber dengan angka depan 3, oriental angka 4, gourmand angka 5, woody angka 6, aromatic angka 7, aquatic angka 8, dan special angka 9.

Parfum 801 misalnya, memiliki aroma kesegaran laut, cedar, dan grapefruit, sedangkan 601 adalah rangkaian aroma vetiver, kayu cedar, dan bergamot, lalu 501 akan mengingatkan kita pada wangi praline, akar manis dan nilam.

Bila kita masih belum puas dengan banyaknya pilihan, kita bisa mencampurnya untuk menghasilkan aroma baru. Yang diperlukan hanyalah keberanian karena semuanya akan menghasilkan aroma menawan.

Nah, seluruh rangkaian itu bisa dipakai pria maupun wanita karena sifatnya unisex.

"Ketika kami memulai "petualangan" ini, muncul pertanyaan: Haruskah kita membuat parfum pertama kita maskulin atau feminin?" begitu ujar Ludovic dalam situs bon parfumeur.

"Muncul juga pertanyaan bagaimana kita memutuskan wewangian mana yang kita pilih untuk wanita atau laki-laki? Apakah kita harus memilih untuk siapa kita membuat parfum, bahkan sebelum kita tahu seperti apa aromanya?"

Dihadapkan dengan pertanyaan ini, Ludovic dan timnya sampai pada kesimpulan yang sama: Mengapa parfum harus berjenis kelamin?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com