Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Pola Tidur Berubah Seiring Bertambahnya Usia

Kompas.com - 18/11/2021, 20:28 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kualitas dan kuantitas tidur seseorang akan terus berkurang seiring pertambahan usia. Di usia bayi, dibutuhkan waktu tidur selama 8-10 jam.

Kemudian, beranjak ke usia remaja dan dewasa, seseorang idealnya harus tidur selama 7-9 jam untuk menjaga kesehatan.

Selain faktor usia, jam tidur seseorang juga bisa berkurang karena faktor insomnia. Mereka yang mengalami masalah ini, sering terjaga ketika tengah malam dan baru bisa tidur ketika matahari hendak terbit.

“Pola tidur biasanya berubah seiring waktu,” ujar dr. Charlene Gamaldo, M.D., dari Departemen Neurologi Kedokteran Johns Hopkins.

"Penting untuk menyadari perubahan normal dalam pola tidur seiring bertambahnya usia sehingga Anda lebih mampu mengidentifikasi elemen yang tidak normal dan mengatasinya dengan dokter Anda," tambahnya.

Baca juga: Dampak Kurang Tidur pada Kulit dan Rambut

Kenapa kuantitas tidur bisa berubah

Waktu tidur yang dibutuhkan terus menurun seiring bertambahnya usia, dengan penurunan tercepat terjadi pada anak kecil.

Bayi baru lahir membutuhkan 14 hingga 17 jam tidur, bayi membutuhkan 12 sampai 15 jam; balita butuh 11 sampai 14 jam, dan anak-anak prasekolah membutuhkan 10 sampai 13 jam

Gamaldo mengatakan, ketika anak-anak mencapai usia sekolah, mereka idealnya tidur 9 hingga 11 jam tidur setiap malam dan saat dewasa muda membutuhkan waktu tidur selama 8 hingga 10 jam.

Setelah seseorang berusia di atas 25 tahun, kebutuhan tidur paling rendah adalah 7 hingga 9 jam permalam.

Perubahan kualitas tidur

Perlu kamu ketahui, kalau proses tidur terjadi dalam empat tahap. Selama beberapa menit pertama, gelombang otak seseorang melambat dan otot-otot akan rileks saat tertidur.

Pada tahap kedua, tidur ringan yang ditandai detak jantung, pernapasan, dan aktivitas otak seseorang terus melambat. Tahap ketiga memberikan periode tidur nyenyak yang lebih lama, yang memungkinkan seseorang merasa beristirahat di pagi hari.

Baca juga: Anak Sering Mendengkur saat Tidur? Hati-hati...

Ilustrasi anak tidur nyenyakSONTAYA CHAISAMUTR Ilustrasi anak tidur nyenyak

Dan, tahap keempat atau yang biasa disebut Rapid Eye Movement (REM) terjadi sekitar satu 1,5 jam setelah tertidur yang ditandai dengan peningkatan aktivitas otak.

"Anak-anak tidak hanya membutuhkan lebih banyak tidur, tetapi menghabiskan persentase yang lebih besar dari waktu itu dalam mimpi dan tidur nyenyak," kata Dr. Gamaldo.

"Jumlah mimpi tidur secara bertahap menurun hingga dewasa dan kemudian stabil setelahnya," imbuhnya.

Seiring bertambahnya usia, waktu yang hilang untuk tidur nyenyak diisi dengan istirahat yang lebih ringan, di mana otak seseorang lebih cenderung merespons pengaruh eksternal.

Baca juga: Jangan Keliru, Ini Durasi Tidur Siang yang Paling Baik untuk Kesehatan

“Inilah alasan mengapa anak-anak yang tidur lebih nyenyak, bisa tidur melalui apa saja, termasuk suara keras.

Dengan penuaan, suara-suara pelan pun lebih mungkin untuk membangunkan Anda karena sebagian besar waktu tidur Anda dihabiskan pada tahap-tahap yang lebih ringan. Kuncinya adalah kemampuan untuk kembali tidur dalam waktu 30 menit dan bangun merasa istirahat dan pulih,” jelas  Gamaldo.

Faktor lain yang memengaruhi tidur

Pertambahan usia tidak bisa disebut sebagai faktor berkurangnya waktu tidur manusia. Di luar itu, perubahan gaya hidup dan stres lingkungan juga jadi faktor yang memengaruhi tidur seseorang.

Hal ini bisa dirasakan oleh siapa pun yang sedang beradaptasi dengan perpindahan tempat tinggal, orang tua dari bayi yang rewel, atau seorang karyawan yang berusaha bangun untuk berangkat kerja yang membutuhkan dua jam perjalanan.

Perilaku sebelum tidur juga dapat meningkatkan atau menurunkan kualitas dan kuantitas tidur Anda. Misalnya kebiasaan minum kopi atau membaca media sosial sebelum tidur.

 

Baca juga: 5 Tips Tidur Nyenyak Rahasia Para Atlet Olimpiade

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com