Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/11/2021, 09:18 WIB
Anya Dellanita,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber Moms

KOMPAS.com – Dorongan untuk makan saat sedang merasa sedih, stres, atau bosan, disebut dengan istilah emotional eating, bisa terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak.

Menurut American Academy of Pediatrics. orangtua harus hati-hati memberi komentar terkait kebiasaan anak makan berlebihan. Sebab, mengatakan hal-hal yang berhubungan dengan makan atau penampilan tubuh, dapat memicu gangguan makan.

Karena itu, orang tua harus mengamati anak-anak dan memperhatikan tanda-tanda bahwa si kecil mungkin seorang emotional eater. 

Saat anak-anak makan secara emosional, anak mencoba "menekan dan menenangkan perasaan negatif.” Mereka akan memilih makanan yang membuat mereka nyaman dan akhirnya makan berlebihan.

Baca juga: Jangan Biasakan Anak Makan Sambil Main Gadget

Makan berlebihan setiap kali emosi negatif bisa menjadi suatu siklus. Tanpa sadar, anak pun makan bukan karena lapar tetapi karena ia belum belajar bagaimana mengatasi perasaan yang membuat mereka tidak nyaman dengan cara yang sehat.

Ini perlu dihentikan. Pasalnya, itu bisa menjadi sesuatu kebiasaan buruk dalam hidup anak, bahkan dapat menyebabkan obesitas.

Untuk itu, kita perlu mengetahui tanda-tanda bahwa anak adalah seorang emotional eater.

Perubahan berat badan akibat emosi negatif

Anak-anak yang bahagia dan tanpa beban bisa tiba-tiba diliputi emosi negatif, seperti depresi, stres, kesepian, atau rasa tidak aman, karena adanya perubahan besar dalam hidup mereka.

Nah ketika ini terjadi namun tidak ada jalan keluar yang positif untuk memproyeksikan perasaannya, makanan menjadi cara terbaik untuk mencoba mengatasi emosi tersebut.

Baca juga: Orangtua Perlu Tanggap Kenali Ciri Anak Stres Selama Pandemi

Menurut University of Michigan Health, makan emosional tentu berpengaruh pada berat badan anak yang sehat. Anak akan lupa bagaimana mendengarkan sinyal lapar dan kenyang dari tubuh mereka dan apa yang sebenarnya perlu diidamkan untuk menjaga mereka tetap sehat.

Sebaliknya, anak akan memilih makanan manis atau comfort food untuk mengisi kekosongan emosional dalam hidup mereka. Ketika ini terjadi, kenaikan berat badan cepat pun akan terjadi dalam waktu singkat.

IlustrasiSHUTTERSTOCK Ilustrasi

Memakan comfort food berlebihan

Comfort food atau makanan yang membuat kita senang setelah mengasupnya, terutama makanan manis dan berlemak, boleh saja dikonsumsi sesekali. Namun, saat makanan ini dimakan terus menerus dan dalam jumlah besar, makan emosional bisa jadi dalangnya.

Menurut Nemours TeensHealth, ketika mengalami makan emosional, memakan comfort food akan menjadi kebiasaan.

Halaman:
Sumber Moms
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com