Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Highly Sensitive Person" atau Empath, Apa Bedanya?

Kompas.com - 19/11/2021, 13:17 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Jika orang-orang di sekitar sering mengatakan kita adalah orang yang tulus dan penuh kasih, mungkin kita adalah orang yang disebut “highly sensitive person” (HSP).

HSP atau orang yang sangat sensitif semacam ini, terkadang disalahartikan sebagai empath yakni orang dengan rasa empati di atas rata-rata.

Sebab biasanya, orang-orang yang memiliki perilaku semacam ini kerap berbagi rasa empati kepada orang lain.

Padahal, sebenarnya keduanya sedikit berbeda.

Menurut pakar sensitivitas dan psikoterapis Julie Bjelland, mereka yang HSP adalah orang yang sangat baik, peduli, penuh kasih, empati, dan tulus, sehingga ingin terus membantu orang lain.

Baca juga: Ajarkan Empati pada Anak Berpengaruh pada Kecerdasan Emosional

“Sensitivitas tinggi adalah sifat bawaan yang tidak dapat kita kembangkan atau ubah."

"Baik pria maupun wanita cocok dengan profil tersebut, dan 70 persen HSP adalah introvert dan 30 persen ekstrovert,” ujar Bjelland pada Health.

Dalam catatan di jurnal Brain and Behavior, disebutkan bahwa sekitar seperlima orang adalah HSP.

Lalu, pemindaian pencitraan otak menunjukkan, mereka yang mendapat skor lebih tinggi pada skala HSP memiliki aktivasi area otak yang lebih kuat dalam kesadaran, empati, dan daya tanggap.

Nah, seorang HSP, biasanya lebih sensitif terhadap lingkungan dan interaksi sosial, serta cenderung mencerna situasi dan keadaan diri terlebih dahulu sebelum terjun mencoba pengalaman baru.

Seorang HSP juga mungkin mampu membaca orang dengan baik, berwawasan luas, dan memahami kebutuhan orang yang ia cintai, serta mungkin tidak menyukai acara TV atau film dengan unsur kekerasan.

Sayangnya, HSP dapat merasa sangat kewalahan karena lingkungan yang terus merangsangnya.

Karena itu, HSP perlu istirahat dan perawatan diri secara teratur agar merasa lebih baik.

Selain itu, Bjelland juga mengatakan, banyak yang sering salah paham pada HSP.

“Sebagian besar dari kita selalu merasa ada yang salah karena terlalu sensitif. Pasalnya, kita menerima lebih banyak informasi dibanding kebanyakan orang di sekitar."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com