3 Sinyal "Lampu Hijau" Tanda Kekasihmu Cocok dengan Kamu

KOMPAS.com – Tak jarang kita mendengar tentang “red flag” atau tanda bahaya saat seseorang berbicara pada kita.

Maa, tak aneh jika kita berhati-hati saat memilih seseorang sebagai inspirasi.

Tak hanya itu, kita juga sering mencari tanda-tanda pasangan yang beracun, seperti gaslighting atau pelecehan emosional.

Namun -biasanya, jarang kita berhenti memikirkan tentang "lampu hijau" dalam hubungan.

Baca juga: Konyol dan Bercandalah demi Kualitas Keintiman dengan Kekasih

Penasaran? Nah, berikut ini adalah lima aspek yang dapat dianggap sebagai "lampu hijau" dalam suatu hubungan.

• Menjadi diri sendiri

Sama seperti berdandan, tampillah mengesankan saat berkencan. Sebab, pada awalnya orang aan cenderung menampilkan versi terbaik dari dirinya kepada pasangannya.

Padahal, seiring berjalannya waktu, kita seharusnya bisa saling bersantai dan nongkrong dengan mengenakan celana olahraga atau piyama, alih-alih pakaian mewah.

Karena itu, bisa menjadi kebahagiaan untuk berkencan dengan seseorang yang membiarkan kita menjadi diri sendiri.

Kita dapat tanpa menyesal makan sekantong keripik atau -yang lebih ekstrem- bahan kentut sesuka hati, tanpa peduli dengan citra diri.

Intinya, tidak ada ruang untuk menghakimi karena kita tahu bahwa si dia sudah mencintai diri bagaimana adanya kita, yang asli.

• Penyemangat utama   

Kita sudah merasa paham si dia adalah yang terbaik, yang menjadi orang yang paling senang melihat pertumbuhan dan kesuksesan kita.

Baca juga: 5 Hal yang Mungkin Jadi Tanda Pasangan Selingkuh

Selain itu, orang yang tepat juga akan menghibur saat kita saat sedih, sekaligus mendukung karir dan aspirasi pribadi kita.

• Tak perlu kompulsif
  

Hubungan yang sehat adalah hubungan di mana kita dan pasangan memahami bahwa kita berdua berada di tim yang sama.

Sehingga tak ada lagi kebutuhan untuk menjadi kompulsif.  Kompulsif adalah ketika seseorang memiliki dorongan yang tak tertahankan untuk melakukan sesuatu.

Misalnya, pasangan yang baik tidak akan berdebat hanya agar kita tahu bahwa dia selalu benar.

Sebaliknya, pasangan terbaik akan lebih menghargai kebersamaan daripada memenangi pertengkaran.