Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Mengenali Calon Bos yang Buruk dari Sesi Wawancara Kerja

Kompas.com - 22/11/2021, 10:53 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Wawancara kerja tentu saja menjadi jalan baki kita untuk membuka banyak kesempatan dalam karir.

Sebab, tak hanya dapat “menjual” diri pada calon "user", wawancara kerja juga memberi kita peluang untuk melihat seperti apa orang yang nantinya akan memperkerjakan kita.

Apakah dia seorang atasan yang baik dan bertanggung jawab, atau malah sebaliknya, bisa terlihat dalam sesi wawancara tersebut.

Jadi pilihan tak hanya ada bagi pihak perusahaan, tapi kita sebagai kandidat pun mempunyai kesempatan untuk memilih.

Baca juga: Ketahui, Kalimat yang Tak Boleh Diucapkan Saat Wawancara Kerja

Apalagi, sudah menjadi hal umum jika gesekan dengan bos adalah salah satu hal yang kerap menyebabkan seorang karyawan mengundurkan diri.

Sehingga, akan sangat baik jika kita pun berusaha mengenali tanda-tanda dari atasan yang buruk saat wawancara kerja.

  • Negatif

Pikirkan dua kali jika menghadapi sosok perekrut yang nampak menjelek-jelekan pesaing, pelamar lain, bawahan langsung, atau mengeluh tentang atasan atau perusahaan, selama wawancara kerja formal.

  • Mementingkan diri sendiri

Dari sudut pandang perekrut, wawancara kerja bertujuan untuk menentukan apakah kita memenuhi syarat untuk posisi tersebut, dan apakah kita cocok dengan tim.

Jadi, jika manajer perekrutan hanya menanyakan beberapa pertanyaan asal-asalan dan sering mengalihkan pembicaraan kembali ke pencapaiannya sendiri, itu pertanda egonya.

Baca juga: Pentingnya Perlakukan Wawancara Kerja seperti Kencan Pertama

Hal ini akan menjadi salah satu bahaya yang harus kita hadapi jika mendapatkan pekerjaan itu.

  • Tak konsisten mendeskripsikan posisi

Jika wawancara awal dilakukan oleh seorang perekrut, wajar jika dia tidak mengetahui seluk beluk pekerjaannya.

Namun, jika seorang supervisor potensial nampak tidak konsisten saat menggambarkan peran atau tidak dapat mengartikulasikan mengapa itu diperlukan selama wawancara kerja, pertimbangkan itu sebagai tanda bahaya.

Sebab, itu bisa menjadi tanda bahwa manajer perekrutan tidak terorganisasi, atau ia tidak mengerti mengapa perusahaan merekrut kita.

Apalagi, jika peran baru itu diberikan kepadanya oleh atasan.

  • Terlambat

Meski tidak selalu merupakan pertanda buruk karena semua orang bisa terlambat dengan berbagai alasan -terutama jika itu hanya beberapa menit- tidak berarti bahwa perekrut boleh tidak menghargai waktu kita.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com