Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasangan Bertingkah seperti Anak Kecil, Bagaimana Solusinya?

Kompas.com - 23/11/2021, 13:33 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Saat membentuk sebuah hubungan baik, entah itu hubungan kerja atau hubungan yang lebih intim layaknya berpacaran, setiap individu di dalamnya tentu akan meyakini bahwa mereka lebih baik bersama dibanding berpisah.

Meskipun, apa yang dilakukan dan kontribusi dari masing-masing pihak dalam hubungan itu bisa berbeda-beda.

Mereka juga selalu ingin menyatukan perbedaan agar menghasilkan hubungan baik yang menguntungkan kedua belah pihak.

Namun dalam hubungan yang lebih intim, setiap individu akan berbagi tujuan, keinginan, dan ambisi yang sama, lalu menerima perbedaan yang ada.

Baca juga: 5 Hal yang Mungkin Jadi Tanda Pasangan Selingkuh

Hanya dengan "strategi" seperti itulah hubungan asmara tersebut akan kian kuat dan terjaga. 

Lalu, saat hubungan berjalan dengan baik, kedua orang yang terlibat dalam jalinan asmara akan berusaha untuk menjadi dewasa.

Salah satunya ditandai dengan berusaha bertanggung jawab dalam memenuhi kebutuhan satu sama lain, serta saling mendukung.

Mereka akan bersatu untuk membuat keputusan yang sulit, dan menghindari emosi menguasai diri, supaya tidak melakukan hal-hal yang disesalkan.

Nah, hubungan baik di atas akan berjalan jika kedua individu yang terlibat bersikap dewasa. Tetapi, bagaimana jika salah satu bersikap kekanak-kanakkan?

Ya, meski hampir semua orang ingin mendapatkan hubungan yang memuaskan, tak bisa dipungkiri bahwa ada saja yang memiliki pasangan yang bersikap tidak dewasa.

Ada pasangan yang kerap menuntut, dan terlalu bergantung pada pasangannya -misalnya.

Lalu, sosok yang sering berpesta berlebihan, tak bisa mengatur uangnya, atau sering tantrum, yang membuat dia terlihat makin tidak menarik.

Ada pula yang memiliki pasangan yang hobi menyimpan rahasia penting, menolak untuk melangkah lebih jauh, atau terlalu fokus pada kebahagiaan jangka pendek, alih-alih berjuang untuk mencari kepuasan jangka panjang.

Baca juga: Tips Berbagi Ranjang Saat Pasangan Mengganggu Tidur

Lantas, apa yang harus dilakukan jika pasangan kita bertingkah layaknya anak kecil?

  • Meminta pasangan berhenti melakukannya

Pertama, tentu kita harus meminta pasangan agar berhenti bertindak seperti anak kecil.

Sayangnya, banyak orang ragu-ragu untuk melakukannya, dan tegas pada pasangan mereka yang bertingkah. 

Biasanya, hal ini disebabkan karena mereka lebih takut sendirian, dibanding harus tetap menjalin hubungan dengan pasangan yang bertingkah seperti anak kecil.

  • Berhenti menjadi “orangtua” bagi pasangan

Cara ini mungkin sulit bagi individu yang mengambil terlalu banyak tanggung jawab dalam hubungan. Namun, berhentilah menjadi “orangtua” bagi pasangan.

Pasalnya, banyak pasangan berusia dewasa bertindak seperti anak-anak atau remaja karena mereka terpengaruh oleh pasangan yang terlalu memaksakan diri menjadi “orangtua”.

Sehingga, mereka yang bertingkah ini tidak akan menghadapi konsekuensi nyata apa pun.

Misalnya saja, jika tidak ditangani, pasangan yang kekanak-kanakkan bisa menolak untuk mengakui dan menyelesaikan masalahnya, jika dia adalah pengguna obat-obatan.

Lalu, pasangan yang boros dan kompulsif akan terus-menerus belanja tanpa henti, sementara pasangan yang pembohong terus tidak jujur.

Juga, pasangan dengan harapan penghasilan yang tidak realistis terus merasa bahwa dia hanya harus mengambil pekerjaan dengan gaji awal yang tidak realistis.

Intinya, para “anak” ini bisa melalaikan tanggung jawab tanpa takut dengan dampak negatif dari perilakunya.

Sebutlah menjadi tunawisma, kesepian, dan upaya berkelanjutan lain yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.

Baca juga: Kenali, Tanda Kamu dan Pasangan Tak Ditakdirkan Bersama

Sementara itu, pasangan “orangtua” mungkin akan berpikir, “Tapi jika bukan saya yang mengurusnya, siapa lagi?”

Jika sudah begini, Psikolog Jeffrey Bernstein menyarankan agar kita bertanya pada diri sendiri, “apakah menjadi ‘orangtua’ bagi pasangan baik untuk kesehatan emosional kita?”

Jadi, intinya sama saja. Pasangan yang bertingkah layaknya seperti anak kecil perlu dihentikan, sementara yang mengambil peran "orangtua" perlu berhenti bersikap seperti itu.

  • Pahami harga diri sendiri

Jika kita menghargai diri sendiri, kita akan mampu menghargai pasangan, baik yang bertindak seperti orang dewasa maupun yang berperilaku seperti anak kecil.

Intinya, memang akan jauh lebih mudah untuk mengatur kehidupan bersama seseorang yang mampu bekerja sama, dibandingkan yang melawan kita.

Sebab, tentu hal terakhir yang kita butuhkan adalah bukan seseorang yang menuntut terlalu banyak, hingga membuat hubungan tidak sehat.

Memang, kita perlu mendukung pasangan. Misalnya, jika pasangan kehilangan pekerjaan, dukunglah dia sambil memberi pemahaman agar pasangan mau maju, dan kembali mencari pekerjaan.

Lalu, jika pasangan adalah pecandu yang sedang memulihkan diri, dorong dan dukung dia.

Tetapi, jangan sampai membiarkan diri kita terkena gaslighting atau manipulasi dari dirinya.

Begitu pula saat pasangan perlu mempelajari tanggung jawab keuangan dengan lebih baik, bimbinglah dia secara kolaboratif.

Baca juga: 7 Cara Menerima Pasangan agar Hubungan Langgeng

Kendati demikian, jika kita merasa berhubungan dengan seseorang yang selalu bertindak layaknya anak-anak, pertimbangkan untuk menemui terapi yang berkualifikasi.

Pasangan kita kemungkinan besar akan pergi menemuinya, karena kebanyakan "anak" tahu apa yang akan terjadi jika dia tidak menuruti "orangtua".

Bahkan jika dia tidak mau pergi, kita tetap harus pergi menemui terapis, karena kita harus menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab.

Dan, kita harus dapat melihat semua pilihan masa depan secara realistis dan adil bagi diri kita sendiri. Itu yang utama. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com