KOMPAS.com - Instagram belakangan diwarnai dengan tren terbaru untuk membagikan variasi nama panggilan yang kita miliki.
Tren yang diikuti banyak pengguna media sosial ini menantang kita membagikan berbagai nama panggilan dari lingkungan sekitar.
Bukan hanya nama yang dikenal publik umum, namun juga julukan maupun panggilan masa kecil dari orang terdekat.
Baca juga: Ingin Ganti Ponsel? Jangan Lupa Lindungi Data Pribadi
Sekilas challenge ini memang terasa mengasyikan dan menarik untuk diikuti. Namun ternyata ada bahaya yang mungkin tidak kita sadari, khususnya soal kerahasiaan data pribadi.
Seperti yang diungkapkan oleh pengguna Twitter dengan nama akun @ditamoechtar_.
"Pagi td temen sy tlp, nangis2 abis ditipu katanya. Biasalah, penipu yg tlp minta transfer gtu. Yg bikin temen sy percaya, si penipu manggil dia “pim”. “Pim” adlh panggilan kecil tmn sy, yg hanya org deket yg tau. Terus dia inget dia abis ikutan ini:"
Ia menyertakan screen capture tren Instagram yang meminta penggunanya membagikan variasi nama panggilannya.
Pagi td temen sy tlp, nangis2 abis ditipu katanya. Biasalah, penipu yg tlp minta transfer gtu. Yg bikin temen sy percaya, si penipu manggil dia “pim”. “Pim” adlh panggilan kecil tmn sy, yg hanya org deket yg tau. Terus dia inget dia abis ikutan ini: pic.twitter.com/DdvW62ia0e
— Dita Moechtar (@ditamoechtar_) November 23, 2021
Komentarnya ini sontak menarik perhatian netizen dan langsung viral di berbagai media sosial.
Banyak yang baru menyadari bahaya ikut serta dalam challenge tersebut serta risiko menjadi korban penyalahgunaan data.
Apalagi rupanya challenge tersebut tak hanya meminta kita membagikan nama panggilan saja Ada yang menantang kita berbagi tanggal lahir, tulisan tangan, sampai tanda tangan.
Informasi tersebut seharusnya tergolong pribadi dan tidak diumbar begitu saja di media sosial.
Sayangnya, ada banyak netizen yang sudah terlanjur ikut tren tersebut dan sekarang menyesali keputusan tersebut.
Berbagai challenge di media sosial, seperti yang sedang tren saat ini, mungkin saja adalah modus untuk menjebak.
Sebab, tanpa disadari, kita digiring untuk berbagi data pribadi kepada orang banyak.
Sejumlah informasi yang kita bagikan di media sosial demi challenge tersebut bisa disalahgunakan oleh pihak yang tidak bertanggungjawab.