Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Social Engineering, Teknik Manipulasi di Balik Tren Media Sosial

Kompas.com - 23/11/2021, 15:04 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pengguna Instagram belakangan sedang diwarnai dengan tren untuk berbagi nama panggilan yang dimilikinya.

Challenge ini menantang kita untuk berbagi variasi nama panggilan termasuk dari orang terdekat seperti pasangan dan keluarga.

Tantangan ini memang terasa fun dan mengasyikan sehingga banyak yang tergoda ikut serta.

Tren ini juga menular sehingga semakin banyak netizen yang menjadi peserta challenge ini.

Baca juga: Hati-hati, Tren Challenge di Medsos Umbar Data Pribadi Tanpa Sadar

Belakangan barulah disadari bahwa challenge ini sangat berbahaya, khususnya berkaitan dengan kerahasian data pribadi.

Tren media sosial ini adalah salah satu modus yang menjebak kita mengumbar data pribadi yang seharusnya rahasia.

Modus tersebut membuat kita tak sadar telah membagikan data penting secara sukarela.

Bukan hanya followers, namun juga non followers atau orang lain yang stalking akun media sosial kita.

Safenet, organisasi yang fokus pada perjuangan hak-hak digital di Asia Tenggara, mengatakan modus yang memanfaatkan tren media sosial ini dinamakan social engineering atau rekayasa sosial.

Modus ini merupakan teknik manipulasi psikologi agar individu atau grup mau melakukan sesuatu atau menyerahkan informasi tertentu, seperti data pribadi, secara sukarela, meski berisiko merugikan.

Praktik social engineering dengan tren media sosial

Praktik social engineering biasa terjadi dengan mempertimbangkan kondisi seseorang yang tidak sadar secara penuh.

Misalnya saja sedang mengantuk, capek, emosi berlebihan seperti marah atau panik dan tidak paham konsekuensinya.

"Seperti mengikuti tantangan atau ajakan di media sosial yang terdengar sepele dan tidak berbahaya," demikian dikutip dari akun Instagram @safenetvoice.

Banyak orang tergoda untuk mengikuti tren terbaru tanpa mempertimbangkan risikonya.

Apalagi di era sekarang ketika tren media sosial dianggap penting untuk selalu diikuti agar tidak terkesan ketinggalan zaman.

Jebakan social engineering ini dilakukan sebagai salah satu cara profiling guna mengumpulkan data pribadi seseorang.

Hal ini bisa bertujuan untuk banyak hal, termasuk tindakan kejahatan seperti penipuan dan pembobolan akun rekening bank.

Baca juga: Polisi Ungkap Peretasan Aplikasi Perbankan Bermodus Social Engineering

Social engineering tidak dipraktikkan lewat challenge berbagi nama panggilan saja, namun banyak variasi tren media sosial lainnya.

Misalnya saja challenge atau game yang mengundang kita memasukkan tanggal lahir, lokasi tempat tinggal atau tulisan tangan.

Semua informasi tersebut memang terkesan sepele namun penting, khususnya di era digital seperti sekarang.

Data tersebut bisa disalahgunakan untuk melakukan pelanggaran privasi, perusakan reputasi atau berbagai tindak kejahatan online lainnya.

Perlindungan atas data pribadi di dunia maya merupakan kunci utama dari risiko berbagai kekerasan atau kejahatan online.

Sangat disarankan data tersebut tidak diumbar baik melalui media sosial seperti Instagram atau Twiter, maupun aplikasi percakapan seperti Whatsapp dan Telegram.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by SAFEnet (@safenetvoice)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com