KOMPAS.com - Ke mana limbah pakaian disalurkan masih belum menjadi perhatian serius di kalangan sebagian orang.
Padahal, limbah pakaian yang tak diurus dengan baik bisa menambah masalah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) karena lebih sulit terurai.
Selain itu, limbah pakaian sebetulnya masih bisa diolah kembali menjadi barang baru yang dapat dipakai.
Fenomena ini membuat merek penyedia peralatan rumah tangga Modena meluncurkan kampanye ‘Re-styling The Future’ untuk mendukung pengurangan limbah tekstil agar tidak menjadi sampah.
Kampanye ini diluncurkan bertepatan dengan Modena for Earth di Hari Bumi lalu.
Untuk menjalankan kampanye ini, Modena turut menggandeng menggandeng Setali Indonesia. Ini adalah komunitas nirlaba yang fokus memperpanjang umur pakaian dengan cara upcycling dan menjadikan pakaian bekas menjadi produk yang lebih bernilai.
"Per tahunnya, rata-rata sebanyak 90 ton tekstil di seluruh dunia menjadi limbah dan terbuang sia-sia."
"Kolaborasi yang kami jalankan dengan Setali Indonesia bertujuan memperpanjang umur pakaian menjadi barang baru yang berguna sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat dengan mensosialisasikan permasalahan limbah tekstil yang saat ini telah menjadi penyumbang pencemaran lingkungan kedua terbesar di dunia setelah minyak."
Demikian diungkapkan oleh Direktur Modena, Bagus Prastowo, seperti dikutip Kompas.com dari keterangan tertulis.
Pada kampanye ini, Modena menempatkan drop box bagi masyarakat untuk mendonasikan pakaian bekas yang sudah tidak dipakai untuk diperpanjang umurnya oleh Setali Indonesia.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.