Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Memiliki Titik Buta dalam Hubungan Asmara

Kompas.com - 24/11/2021, 08:48 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Seperti yang ditunjukkan oleh penulis, tampaknya memang ada perbedaan antara kepuasan dan konektivitas, membuat keduanya tidak selalu setara dalam hal memahami esensi dari hubungan yang baik.

Model komunikasi kepuasan hubungan standar, rupanya memberikan pemahaman "tipis" tentang hubungan suatu pasangan. Artinya, hanya ditunjukkan sekilas saja.

Sementara itu, Galovan mengungkapkan, orang-orang mungkin mengaku puas dengan hidupnya, meski tidak merasa bahwa hidup mereka memberikan makna.

Lalu, pasangan yang berkomunikasi dengan baik mungkin tidak memiliki ikatan "dalam" yang menyatukan identitas mereka, sehingga tidak pernah benar-benar mengalami perasaan yang lebih mendalam, meski tengah berjuang untuk tujuan hidup yang sama.

Menguji model kepuasan konektivitas relasional

Untuk membuktikan bahwa konektivitas dan kepuasan relasional menandakan tingkat keintiman yang berbeda, tim peneliti menguji evaluasi ikatan pasangan dengan sampel internasional dari 615 pasangan berusia rata-rata 46 tahun (berkisar antara 18-89).

Lalu, sebagian besar responden (84 persen), berada dalam hubungan heteroseksual, dan rata-rata telah 19 tahun bersama.

Untuk mengukur kepuasan hubungan itu, peneliti menggunakan kuesioner empat item dengan peringkat item enam poin, seperti "secara umum, seberapa puaskah Anda dengan hubungan Anda?"

Lalu, untuk memanfaatkan konektivitas relasional, yang didefinisikan sebagai melibatkan rasa memiliki, persahabatan, dan keintiman, peneliti mengadaptasi beberapa tindakan yang diyakini sesuai dengan itu.

Baca juga: 5 Kunci Hubungan Asmara yang Langgeng, Mau Tahu?

Misalnya, "saya merasa dicintai dan diperhatikan dalam hubungan ini", "saya dan pasangan saya berbagi banyak kenangan positif", dan "sejauh mana Anda merasa bahwa Anda dan pasangan Anda adalah satu?”

Jika dilihat, memang ada perbedaan antara ukuran kepuasan "tipis" dan yang lebih dalam, sehingga mengharuskan kita untuk memikirkan hubungan kita sebagai pengalaman bersama yang komunal.

Berbagai ukuran hubungan lain memungkinkan peneliti untuk membedakan dua aspek konseptual yang berbeda dari fungsi pasangan di bidang-bidang seperti resolusi konflik, ambivalensi, dan "pemeliharaan,"serta kemampuan untuk memenuhi kebutuhan pasangan.

Alat ukur lain juga meminta pasangan untuk menilai satu sama lain dengan dasar optimisme, kasih sayang, dan kerendahan hati.

Tim peneliti juga memberikan langkah-langkah yang meminta agar individu menilai kebahagiaan dan tujuan hidup mereka sendiri.

Beralih ke temuan, penulis menggunakan konektivitas dan ukuran kepuasan untuk mengategorikan pasangan menurut kombinasi skor tinggi dan rendah yang menghasilkan empat kategori:

  • Berkembang: tinggi pada kepuasan dan konektivitas
  • Mendekam: rendah pada kepuasan dan konektivitas
  • Terhubung, kurang puas: konektivitas tinggi tetapi kepuasan rendah
  • Puas, kurang terhubung: konektivitas rendah tetapi kepuasan tinggi

Jika berada di kuadran yang berkembang, berdasarkan data sampel penelitian, seseorang cenderung akan mendapat skor lebih tinggi pada semua tolak ukur yang digunakan dalam penelitian ini.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com