Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami "Love Language", Kekuatan Bahasa Cinta di Dalam Hubungan...

Kompas.com - 24/11/2021, 14:35 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Siapa yang tidak senang jika orang di sekitar kita paham bagaimana cara memperlakukan kita dengan baik?

Misalnya, paham apa yang kita senangi atau membuat kita merasa dihargai dan dicintai.

Sayangnya, tak semua orang mampu melakukannya, membuat kita merasa kurang puas.

Nah, mungkin hal ini disebabkan orang terdekat atau pasangan belum memahami apa "love language" atau bahasa cinta.

Istilah love language sebenarnya telah ada -setidaknya, sejak 30 tahun terakhir.

Praktik ini dapat membantu semua orang untuk membaca pikiran dan terkoneksi dengan seseorang yang dicintai.

Baca juga: 15 Tanda Kamu Tidak Jatuh Cinta, Hanya Takut Jadi Jomblo

Istilah tersebut berasal dari buku yang berjudul The 5 Love Languages karya Gary Chapman, seorang konselor keluarga dan pembicara dengan gelar dalam antropologi dan pendidikan orang dewasa.

The Love Language sebenarnya seperti roadmap yang membuat semua orang dalam hidup merasa baik, dicintai, dan dihargai, dengan membuatnya menjadi istilah sederhana.

Menariknya, setiap orang rupanya merasakan dan memberi cinta dengan cara yang berbeda-beda.

Nah, cara seseorang merasakan dan menerima cinta itu dibagi ke dalam lima bentuk, yaitu:

  • Acts of Service : melakukan hal-hal yang bermanfaat
  • Words of Affirmation: mengatakan hal-hal yang mendukung
  • Quality Time: menghabiskan waktu yang berarti
  • Physical Touch: berbagi kedekatan fisik dan keintiman
  • Receiving Gifts: memberi atau menerima hadiah yang bijaksana

Tentu saja, semua jenis cinta ini dirasakan oleh semua orang.

Namun, setiap orang memiliki cara utama untuk menerima dan mengekspresikannya kepada orang lain.

Cara itulah yang disebut love language utama kita. Uniknya, cara utama kita menerima cinta mungkin tidak sama dengan cara utama kita mengekspresikannya.

Misalnya, kita mungkin suka memberi orang lain hadiah, tetapi ketika hadiah diberikan kepada kita, itu mungkin tidak membuat kesan yang besar.

Baca juga: Pasangan Bertingkah seperti Anak Kecil, Bagaimana Solusinya?

Selain itu, love language bisa berubah seiring berjalannya waktu, dan dari satu hubungan ke hubungan lainnya.

Misalnya, kita mungkin lebih menghargai physical touch dengan pasangan romantis daripada dengan keluarga, tetapi lebih menghargai acts of service setelah menjadi orangtua.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com