Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/11/2021, 14:41 WIB
Anya Dellanita,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Mulai memperhatikan penampilan adalah salah satu hal umum yang dialami anak saat memasuki usia remaja.

Tak jarang anak di usia remaja mengalami kecemasan terkait bentuk tubuhnya. Jika dibiarkan, kecemasan itu bisa mengganggu kehidupan anak.

Untuk itu, orangtua perlu membantu anak dalam menghadapi rasa cemas itu, Misalnya, dengan membuat anak mengalikan fokus dari berat badannya dan mendrong kebiasaan makan yang lebih sehat.

Melansir Cleveland Clinic, American Academy of Pediatrics (AAP) baru-baru ini mengeluarkan panduan berbasis bukti bagi orangtua dan dokter terkait cara membantu remaja menghindari obesitas dan gangguan makan.

Hal ini sangat penting, apalagi masa remaja merupakan salah satu masa paling kritis dalam hidup anak.

“Jika berbicara tentang remaja, yang terpenting bagi orangtua adalah menghindari berbicara tentang berat badan, dan sebagai gantinya, fokus pada memberi contoh yang baik melalui makan sehat dan olahraga,” kata dokter anak Sarah Klein, MD

Baca juga: Apakah Mood Swing pada Remaja Normal?

Perilaku yang perlu diperhatikan orangtua

Orangtua tentu perlu sangat berhati-hati dengan bagaimana cara bereaksi terhadap pilihan gaya hidup anak yang berpotensi tidak sehat.

Faktanya, laporan AAP mengatakan perilaku pengasuhan tertentu dapat secara langsung dikaitkan dengan obesitas dan gangguan makan pada remaja, misalnya:

  • Diet paksa. Memaksa diet yang lebih sehat pada anak remaja merupakan faktor peningkat risiko obesitas dan gangguan makan.
  • Bicara tentang berat badan. Anggota keluarga yang berkomentar tentang berat badannya atau berat badan anak biasanya terkait dengan gangguan makan.
  • Menggoda tentang berat badan. Menggoda dapat menyebabkan perilaku pengendalian berat badan yang tidak sehat dan pesta makan
  • Ketidakpuasan citra tubuh. Ketika orang tua secara terbuka tidak puas dengan penampilan tubuhnya sendiri atau tubuh anak, ini dapat meningkatkan risiko gangguan makan.

“Saya menyarankan agar orangtua fokus pada pemodelan perilaku sehat daripada berfokus pada berat badan,” kata Dr. Klein.

“Orangtua perlu memberikan contoh terbaik dan tidak munafik dalam hal kebiasaan makan dan olahraganya,” tambahnya.

Baca juga: Tips Ajak Anak Obesitas untuk Jalani Gaya Hidup Sehat

Orangtua juga sebaiknya tidak sering membicarakan soal diet di hadapan anak-anak mereka. Sebab, seringkali remaja akan menambah tujuan diet dengan yang berusaha dicapai orangtuanya dan melakukannya sendiri tanpa memahami dampaknya.

Bahaya nyata akan terlihat ketika remaja mencoba metode berbagai penurunan berat badan seperti puasa, menggunakan pil diet atau pencahar, atau melakukan olahraga berlebihan.

Studi juga menunjukkan bahwa remaja yang diet sebenarnya lebih mungkin menjadi kelebihan berat badan dan mengembangkan gangguan makan.

Selain itu, gangguan makan dapat diabaikan atau disembunyikan karena kesalahpahaman bahwa hanya orang yang sangat kurus yang memilikinya.

Pendekatan yang tepat untuk berfokus pada kesehatan anak remaja

Dr. Klein mengatakan bahwa yang terpenting bagi orang tua adalah untuk terhadap tindakan apa yang dapat diambil untuk kesehatan yang baik, bukan membuat batasan. Misalnya, menerapkan kebiasaan berikut:

Baca juga: Anak Gemuk Tak Disarankan Ikuti Diet Keto

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com