Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Manfaat dan Risiko Diet Pegan bagi Kesehatan

Kompas.com - 26/11/2021, 07:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Diet pegan atau gabungan dari pola makan paleo dan vegan memang terdengar bertentangan.

Bagaimana tidak? Diet paleo lebih fokus pada daging, sementara vegan merupakan pola makan yang menerapkan prinsip hanya mengonsumsi makanan nabati saja.

Meski keduanya memiliki filosofi yang berbeda, namun jika digabungkan ternyata memiliki manfaat yang besar terhadap kesehatan.

Baca juga: Mengenal Diet Pegan, Kombinasi Diet Paleo dan Vegan

Sebagai pencipta diet pegan, dokter spesialis pengobatan fungsional, Mark Hyman mengatakan, metode diet ini dapat menurunkan gula darah dan peradangan dalam tubuh.

Selain itu, diet pegan juga dapat mengurangi risiko kondisi kronis tertentu seperti diabetes tipe 2 dan penyakit jantung.

"Diet ini ramah lingkungan karena berfokus pada makanan nabati dan berkelanjutan, serta kaya akan makanan bernutrisi dan meminimalkan atau menghindari pilihan yang tidak sehat," kata dia.

Di sisi lain, ahli gizi ahli terdaftar, Rosemarie Lembo James menjelaskan, sebagian besar asupan makanan harian dari diet pegan adalah makanan nabati.

"Kita tetap mengonsumsi makanan hewani tetapi dalam jumlah yang jauh lebih rendah daripada yang kita makan pada diet paleo," ungkap dia.

Jika mengikuti diet pegan, maka kita akan mengonsumsi:

• 75 persen dari diet nabati yang meliputi buah-buahan, sayuran, kacang-kacangan dan biji-bijian.

• 25 persen dari daging seperti unggas, telur, dan ikan -lebih disukai yang diberi makan rumput, organik, atau pilihan yang dipelihara secara berkelanjutan.

Makanan yang harus dihindari

Diet pegan tidak menjelaskan berapa banyak yang bisa kita makan atau kapan. Tetapi diet pegan sangat membatasi atau menghindari makanan tertentu, termasuk:

• Roti dan sebagian besar biji-bijian seperti barley, oat, dan gandum (kecuali beras hitam atau quinoa dalam jumlah sedang).

• Produk susu seperti susu, keju, es krim, atau yogurt.

• Makanan dengan tambahan gula atau indeks glikemik tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com