KOMPAS.com - Sepak bola dan mode memiliki hubungan yang erat sejak dulu kala.
Hal itu mulai terlihat di era 1970-an, dari gaya berpakaian para suporter sepak bola saat datang ke stadion untuk mendukung tim kesayangan mereka.
Namun, baru sekitar satu dekade lalu produsen pakaian olahraga dan tim sepak bola menyadari potensi memanfaatkan fesyen sebagai alat pemasaran.
Sejumlah klub ternama menciptakan identitas atau fashion statement sebagai sarana untuk menarik suporter baru.
Kolaborasi Umbro dengan skatewear Palace pada 2012 --misalnya, adalah momen yang mempercepat tren kolaborasi antara merek fesyen dan klub sepak bola.
Kemudian, ada juga kolaborasi antara Real Madrid dan Yohji Yamamoto untuk peluncuran jersey Los Galacticos di tahun 2014.
Baca juga: FC Bayern Munich Rayakan Tradisi Oktoberfest dengan Jersey Khusus
Hanya saja, model kolaborasi seperti ini cenderung tampak sebagai sebuah gimmick atau trik yang berusia singkat, ketimbang perubahan strategi yang dilakukan klub sepak bola.
Nah, belakangan ini tren pakaian olahraga di dunia sepak bola "lahir" dari dalam ruang rapat petinggi klub, bukan dari pengaruh budaya yang ada di sekitar sebuah klub.
Salah satu contoh nyata dari fenomena ini terlihat pada raksasa Ligue 1 Perancis, Paris Saint Germain.
Klub tersebut sudah merekrut segelintir pemain bintang semacam Neymar, Kylian Mbappe, hingga Lionel Messi, yang mengenakan jersey buatan Air Jordan ketika bertanding di lapangan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.