Tidak mengherankan jika sebagian besar penggemar baru PSG tidak memedulikan pertandingan PSG di liga domestik, dan hanya menonton klub saat bermain di Liga Champions.
Baca juga: Jersey PSG Lionel Messi Ludes Hanya dalam 30 Menit Saja
Taipan Qatar pemilik PSG, Nasser Al-Khelaifi jelas memahami bahwa klubnya membutuhkan nilai jual yang unik daripada kemenangan melawan klub-klub kecil di liga domestik.
Itu sebabnya, fesyen "dilibatkan" ketika Messi dkk bertanding di Liga Champions.
Di sisi lain, Venezia tidak bisa menerapkan cara yang sama seperti PSG untuk merangkul fans baru lantaran terkendala masalah ekonomi.
Dengan stadion kecil yang hanya mampu menampung sekitar 11.000 penonton, hanya sedikit langkah yang bisa dilakukan klub untuk meningkatkan pendapatan.
Namun tentu saja, hal itu akan memengaruhi hasil yang bisa dicapain para pemain di lapangan.
Menerjemahkan lokasi geografis Venezia ke dalam sebuah jersey kemudian dipilih oleh klub untuk memeroleh aliran pendapatan baru.
Dibandingkan dua klub tadi, Inter Milan relatif lebih dikenal di Eropa, karena menjadi peserta langganan di Liga Champions dan meraih trofi Serie A terbanyak kedua di bawah Juventus.
Demi menarik perhatian lebih, klub mulai berfokus merilis beberapa jersey dengan desain yang mencolok dan radikal ketimbang desain jersey lama.
Musim lalu, Inter Milan mengganti desain jersey garis-garis hitam-biru yang klasik dengan garis zig-zag.
Baca juga: Jersey Tandang Juventus Terinspirasi dari Budaya Musik Underground
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.