Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 27/11/2021, 11:43 WIB
Anya Dellanita,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Kekerasan berbasis gender masih menjadi masalah yang dihadapi banyak perempuan di Indonesia.

Bahkan sepanjang tahun 2021, terdapat hampir 300.000 kasus kekerasan yang tercatat di Indonesia. Di masa pandemi Covid-19, kasus kekerasan pun berada pada titik kritis, terutama kekerasan di ranah domestik.

Untuk itu, bersamaan dengan dimulainya kampanye 16 Hari Anti Kekerasan terhadap Perempuan, SDG Mover UNDP Indonesia, Chelsea Islan, bersama atlet taekwondo peraih medali emas Asian Games 2018, Defia Rosmaniar, mengajak generasi muda untuk lebih peduli terhadap kasus kekerasan terhadap perempuan, serta menjadi whistleblower untuk menghentikan bentuk kekerasan ini.

“Kasus kekerasan terhadap perempuan merupakan bentuk lain dari pandemi yang sudah seharusnya menjadi perhatian kita, terutama generasi muda,” ujar Chelsea dalam rilis yang diterima Kompas.com.

Chelsea juga mengungkapkan bahwa kasus kekerasan berbasis gender bukan hanya terjadi di “dunia nyata”, melainkan juga di internet.

Baca juga: Pemberitaan Kekerasan Terhadap Perempuan Perlu Lebih Sensitif Gender

“Perempuan juga mengalami kekerasan berbasis gender di internet, kami diintimidasi, dilecehkan secara seksual, bahkan konten dan foto pribadi kami disebarluaskan tanpa izin,” ujar Chelsea dalam dalam video bertajuk “Diam Bukanlah Pilihan” di kanal YouTube UNDP Indonesia.

Karena itu, Chelsea dan Defia pun mengajak seluruh komponen masyarakat untuk terlibat aktif dalam melindungi dan menciptakan rasa aman bagi perempuan dan juga anak perempuan, baik di ruang publik maupun di ranah domestik.

Salah satunya, dengan melapor ke pihak berwajib dan lembaga perlindungan hak perempuan bila melihat atau mengalami kekerasan.

“Saat ini kita memiliki jalur pelaporan yang sudah terhubung dengan pihak-pihak yang bisa memberikan bantuan ketika kekerasan terjadi,” ungkap Defia dalam rilis.

“Diam bukan pilihan karena diam adalah pengkhianatan,” tambah Chelsea dan Defia.

Baca juga: Kenali, 3 Tanda Orang Terdekat jadi Korban Kekerasan Domestik

Defia Rosmaniar dalam video Diam Bukanlah Pilihan Defia Rosmaniar dalam video Diam Bukanlah Pilihan

Nah, demi menekan kasus kekerasan terhadap perempuan, UNDP Indonesia melalui Project RESTORE telah mendukung pihak-pihak yang terkait dalam lingkaran pelaporan dan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan.

Secara nasional, UNDP Indonesia bekerja sama dengan pihak kepolisan, Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), dan beberapa rumah sakit rujukan dalam memperbaiki prosedur pelaporan dan penanganan kasus yang semakin terintegrasi dan berpihak pada pelapor dan korban.

Di Provinsi DKI Jakarta, UNDP Indonesia membantu penguatan lembaga rujukan yang menangani kasus kekerasan terhadap perempuan, salah satunya melalui jalur pelaporan Pos SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak).

Baca juga: Kekerasan Berbasis Gender Online Tinggi di Indonesia, Ini yang Perlu Dilakukan

Pos SAPA merupakan perpanjangan dari Dinas Pemberdayaan Perlindungan Anak dan Pengendalian Penduduk (DPPAPP) DKI Jakarta dan P2TP2A.

Pos SAPA telah terintegrasi dengan fasilitas publik seperti fasilitas transportasi di TransJakarta dan MRT; serta fasilitas pendidikan tinggi, yaitu universitas dan fasilitas komunitas di RPTRA.

Jika kamu melihat atau mengalami kekerasan, hubungi nomor kontak 081317617622/Jakarta Siaga 112 (DKI Jakarta), atau Call Center SAPA (Sahabat Perempuan dan Anak) 129 / Whatsapp 0811112129 (Nasional).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com