Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/11/2021, 14:59 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Belum genap dua tahun pascaditemukanya kasus pertama Covid-19 di akhir 2019 yang lalu di Wuhan, Tiongkok, dunia kini kembali dipusingkan dengan varian corona B.1.1.529 atau Omicron.

Varian ini pertama kali ditemukan di Afrika Selatan (Afsel) dan langsung membuat banyak negara kalang kabut karena dikhawatirkan menambah lonjakan kasus Covid-19 di wilayahnya.

Badan Kesehatan Dunia atau WHO dalam keterangan resminya mengatakan, varian Omicron punya banyak mutasi jika dibandingkan dengan varian Covid-19 terdahulu.

Karena varian ini cukup membahayakan, WHO sampai mengkategorikan varian Omicron sebagai variant of concern (VoC) atau yang harus diwaspadai.

Sejak pertama kali diumumkan pada Kamis (25/11/2021) yang lalu, sudah ada beberapa negara yang mengonfirmasi varian Omicron masuk ke negaranya, seperti AS, Kanada, Arab Saudi, Australia, dan Inggris.

Baca juga: Ilmuwan Afrika Selatan Uji Efektivitas Vaksin Hadapi Varian Omicron

Agar varian Omicron tidak memperparah pandemi, WHO kemudian mengeluarkan sejumlah langkah perlindungan diri yang bisa dilakukan orang di seluruh dunia. Lalu, apa sajakah itu?

Cara menjaga diri agar tetap aman dan sehat

Setiap orang tetap diwajibkan memakai masker. Sebab, masker masih menjadi senjata terkuat melawan Covid-19.

WHO juga meminta tiap orang untuk selalu menjaga jarak sosial setidaknya satu meter dari orang-orang di sekitar mereka, menghindari area yang berventilasi udara buruk dan ramai, dan selalu membersihkan tangan sebanyak yang bisa dilakukan.

Tak kalah penting dari semua imbauan WHO tersebut adalah pentingnya mendapatkan vaksinasi Covid-19 dengan segera.

Bagaimana negara dapat membantu?

Selain memastikan upaya kesehatan masyarakat yang efektif untuk melindungi diri dari varian Omicron, WHO juga meminta tiap negara untuk meningkatkan layanan kesehatan dan kapasitas medis guna memerangi lonjakan kasus Covid-19.

WHO mendesak negara-negara untuk memastikan bahwa warga, terutama dokter dan tenaga medis sebagai pekerja garis depan dan orangtua, menerima kedua dosis vaksin Covid-19.

Secara khusus, WHO memberikan sejumlah rekomendasi penting bagi negara mana pun di seluruh dunia, termasuk pentingnya meningkatkan pengawasan dan pelacakan.

Baca juga: Orang yang Tidak Divaksin Bisa Jadi Sumber Mutasi Virus Corona

Apa yang perlu diketahui?

Meski varian Omicron lebih mudah menular dibandingkan dengan varian lainnya, varian ini lebih berpengaruh di negara asalnya, Afsel.

Saat ini, studi epidemiologi sedang dilakukan untuk menguraikan alasan di balik peningkatan jumlah pemularan varian. Apakah jumlah kasus yag meingkat dusebabkan karena varian ini atau faktor lainnya.

Meski tidak ada data yang menunjukkan gejala yang menyertai Omicron berbeda dibandingkan varian lainnya, tapi menurut WHO, perlu waktu untuk memahami tingkat keparahan Omicron dan harus berhati-hati setiap saat.

Terakhir, yang perlu diwaspadai adalah orang-orang yang telah terinfeksi oleh Covid-19 sebelumnya, memiliki peluang lebih tinggi untuk terinfeksi kembali oleh varian terbaru sehingga penting untuk tetap menerapkan prokes.

Baca juga: Inilah Gambar 3D Pertama Covid-19 Varian Omicron, Tampak Lebih Banyak Mutasi daripada Delta

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com