Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Magic Johnson, Legenda NBA yang Bertahan 30 Tahun dengan HIV

Kompas.com - 01/12/2021, 15:46 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Guardian,TIME

KOMPAS.com - Pebasket legendaris NBA, Magic Johnson mengejutkan publik ketika mengaku sebagai pengidap HIV pada 7 November 1991 silam.

Ia menyampaikan diagnosis kesehatannya itu dalam konferensi pers yang digelar di Inglewood, California, Amerika Serikat.

Dengan mengenakan setelan hitam, kemeja putih dan dasi warna-warni, ia berbicara dengan tenang lewat mikrofon, dan memberi tahu dunia bahwa dia telah didiagnosis dengan HIV.

Kala itu, HIV masih lekat dengan stigma negatif dan dianggap sebagai penyakit menular, sementara penderitanya dianggap rendah.

Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) di masa itu cenderung menutupi status kesehatannya agar tak kehilangan muka di depan masyarakat.

Baca juga: Kisah Jabat Tangan Putri Diana yang Sukses Hapus Stigma Pengidap AIDS

Oleh sebab itu, pengakuan pria bernama asli Earvin Johnson Jr itu langsung membuat heboh publik dan para penggemarnya.

Terbukti, wartawan yang hadir langsung memberondongnya dengan pertanyaan yang menyudutkan. 

Namun Magic Johnson, yang saat itu masih berusia 32 tahun, tetap tenang dan tidak terpengaruh.

Point guard andalan Los Angeles Lakers ini juga menyatakan mengundurkan diri yang sekaligus mengakhiri karier gemilangnya di lapangan basket.

Selama 13 tahun sebelumnya, ia mendominasi lapangan dengan mengumpulkan lebih dari 17.000 poin dan membantu membawa Lakers meraih lima trofi NBA.

Ia berencana untuk fokus menjalani pengobatan sekaligus menikmati masa istirahatnya.

"Saya berencana untuk hidup untuk waktu yang lama, mengganggu kalian seperti yang selalu saya lakukan, kurasa sekarang aku bisa menikmati beberapa sisi lain dari kehidupan," kata dia kepada wartawan.

Kata-katanya itu dianggap sebagai optimisme buta karena publik saat itu mengira ia berada di ambang kematian.

Apalagi, penderita HIV/AIDS dinilai tidak memiliki harapan hidup dan hanya tinggal menunggu ajal.

Namun Magic Johnson kembali mengejutkan dunia ketika kembali ke lapangan basket dalam kondisi bugar pada pertandingan NBA All-Star tahun 1992.

Ia juga bergabung dengan tim basket olimpiade AS tahun 1992, dan kembali membela LA Lakers pada musim 1995-1996.

Baca juga: Mengenal AIDS, Sejarah dan Perkembangannya dari Masa ke Masa

Ia juga berumur panjang dan terus bertahan hingga saat ini, lebih dari tiga dekade setelah pengakuan menghebohkannya.

Magic Johnson berhasil mendapatkan keajaibannya meski berstatus ODHA, berbeda dari sangkaan banyak orang.

 

Tak gentar dicerca

Earvin 'Magic' Johnson berpidato di depan kerumunan sebelum Kobe Bryant memakai kaus # 8 dan # 24 Los Angeles Lakers yang pensiun di Staples Center pada 18 Desember 2017 di Los Angeles, California.AFP/Maxx Wolfson Earvin 'Magic' Johnson berpidato di depan kerumunan sebelum Kobe Bryant memakai kaus # 8 dan # 24 Los Angeles Lakers yang pensiun di Staples Center pada 18 Desember 2017 di Los Angeles, California.

Magic Johnson kini tinggal di California, Los Angeles, dan menikmati hidup sebagai pengusaha.

Dalam usia 61 tahun, dia telah menjalani hidup sebagai atlet basket legendaris, advokat kesehatan masyarakat soal HIV/AIDS, dan pengusaha sekaligus filantropi.

Perubahan tersebut tak lepas dari pengalamannya sebagai ODHA yang berjanji untuk meningkatkan kesadaran publik soal penyakit tersebut.

“Saat kita berbicara hari ini, saat ini, saya berpikir, ‘Wow’ – sudah 30 tahun dan saya masih di sini, sehat."

"Semuanya telah berjalan dengan benar. Dulu ada satu obat, sekarang kami memiliki 30-an obat,” kata dia.

Menurut dia, momen pengakuan publik tersebut menjadi salah satu hari terberat yang dijalaninya.

Namun, dia tetap bertahan karena tekadnya untuk hidup di masa depan, bukannya terjebak pada kesalahan di masa lalu.

Pria berlesung pipit mengaku tertular HIV akibat hubungan seks tanpa kondom.

Namun ia bertahan berkat dukungan dari istrinya, rekam satu timnya, sahabat serta bantuan sejumlah ahli medis, termasuk Dr Anthony Fauci.

Baca juga: Apakah Kondom Dobel Lebih Efektif Cegah Penularan HIV/AIDS?

Dia termasuk beruntung karena karena dapat bertahan hidup perawatan yang tersedia pada saat itu, khususnya sebelum rilis terapi kombinasi rangkap tiga yang efektif.

Metode ini terbukti dapat memperpanjang harapan hidup ODHA, namun baru ditemukan tahun 1996.

“Saya kenal banyak orang, banyak di antaranya adalah teman saya, yang terinfeksi pada saat yang sama—tetapi penyakit mereka berkembang begitu cepat sehingga pada saat terapi optimal tersedia, mereka sudah meninggal,” kata Fauci, dikutip dari Time.

"Mereka mengatakan kepada saya bahwa kombinasi tiga obat akan menyelamatkan hidup saya, dan mereka benar," ujar Johnson.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com