Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/12/2021, 06:07 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah mengumumkan temuan baru varian B.1.1.529 atau Omicron asal Afrika Selatan (Afsel), Kamis (25/11/2021) lalu. Virus ini pun telah menyebar ke beberapa negara. 

Meski mutasi baru virus corona ini membuat banyak orang khawatir, sejumlah epidemiolog dan ahli menyebut gejala yang ditimbulkan varian Omicron sangat ringan dan orang yang terjangkit dapat dirawat di rumah.

Dr. Angelique Coetzee, ketua Asosiasi Medis Afsel mengatakan bahwa pada 18 November ia memperhatikan tujuh pasien di kliniknya yang memiliki gejala yang berbeda dari varian Delta, meskipun gejalanya sangat ringan.

Coetzee mengatakan, seorang pasien pada 18 November datang ke kliniknya dan mengeluhkan dirinya sangat lelah selama dua hari, yang disertai dengan nyeri tubuh dan sakit kepala.

Baca juga: Korsel Laporkan Kasus Covid-19 Harian Tertinggi, Waspadai Varian Omicron

"Gejala pada tahap itu sangat terkait dengan infeksi virus normal. Dan karena kami belum melihat Covid-19 selama delapan hingga sepuluh minggu terakhir, kami memutuskan untuk menguji," katanya.

Pasien yang datang ke kliniknya dan keluarganya ternyata positif Covid-19.

Pada hari yang sama, lebih banyak pasien datang ke kliniknya dengan gejala yang sama, dan Coetzee menyadari ada sesuatu yang terjadi. Sejak hari itu, ia kedatangan dua hingga tiga pasien per hari.

"Kami telah melihat banyak pasien Delta selama gelombang ketiga. Dan ini tidak sesuai dengan gambaran klinis," ujar Coetzee.

"Sebagian besar dari mereka punya gejala yang sangat ringan dan kami dapat merawat pasien ini di rumah," tambahnya.

Baca juga: Perbandingan Varian Omicron dengan Varian Delta, Ahli: Belum Tentu Lebih Berbahaya

Coetzee menambahkan, varian Omicron ini berbeda dengan varian Delta yang dapat membuat pasien kehilangan penciuman atau rasa dan tidak ada penurunan besar kadar oksigen.

Pengalamannya sejauh ini adalah varian Omicron mempengaruhi orang-orang yang berusia 40 tahun atau lebih muda. Hampir setengah dari pasien dengan gejala varian Omicron yang ia rawat tidak divaksinasi Covid-19.

Ia mengungkapkan, keluhan klinis yang paling dominan adalah kelelahan yang parah selama satu atau dua hari, ditambah rasa sakit kepala, tubuh sakit, dan nyeri.

Meski gejala yang ditimbulkan varian Omicron disebut lebih ringan, pakar lainnya justru mengkhawatirkan tingkat penularan varian ini.

Kekhawatiran itu diungkapkan oleh Dr. Amesh Adalja, seorang dokter penyakit menular dari Johns Hopkins.

“Saya tidak berpikir kita tahu apa-apa tentang virulensi. Yang lebih kami khawatirkan adalah kemampuan menular dan kemampuan menghindari kekebalan,” katanya.

Baca juga: Covid-19 Varian Omicron Masuk Singapura, 2 Orang Positif

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com