Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/12/2021, 07:26 WIB
Yefta Christopherus Asia Sanjaya,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Attention Deficit Hyperactivity Disorder atau ADHD merupakan gangguan perkembangan pada otak yang membuat penderitanya sulit fokus dan memberikan perhatian pada suatu hal.

Akibatnya, orang-orang yang mengidap ADHD sulit melakukan aktivitas dengan baik hingga performa belajar merosot tajam.

Meski ADHD biasa dialami oleh orang dewasa, tapi gangguan ini umumnya dialami oleh anak-anak.  Biasanya anak menjadi mudah gelisah, mudah terganggu, dan sulit mendengarkan penjelasan guru atau menyelesaikan tugas sekolah.

Mereka juga cenderung sulit untuk mendengarkan orang yang berbicara, sulit mengikuti petunjuk, menyelesaikan tugas, atau mencari barang-barang mereka. Pada dasarnya mereka akan menghindari aktivitas yang membutuhkan konsentrasi atau tampak membosankan baginya.

Sebagian besar kasus ADHD bisa didiagnosis ketika anak-anak berusia enam hingga 12 tahun.

Baca juga: 6 Aktivitas untuk Membuat Anak Hiperaktif Jadi Lelah

Penyebab ADHD pada anak

Anak-anak dengan ADHD memiliki aktivitas yang lebih sedikit di area otak yang berfungsi mengontrol perhatian. Mereka juga memiliki ketidakseimbangan pada neurotransmiter, senyawa organik endogenus yang membawa sinyal di antara neuron.

Walau belum jelas apa yang menyebabkan anak menderita ADHD, tetapi gangguan ini dipercaya banyak ahli bisa diturunkan melalui gen keluarga.

Diagnosis ADHD

Tidak ada tes laboratorium untuk ADHD. Sebagai gantinya, dokter anak akan mengajukan pertanyaan dan mendengarkan penjelasan tentang masalah perilaku anak.

Beberapa gejala ada yang bersifat sementara, namun gejala ADHD harus persisten dan berdampak negatif pada anak agar bisa didiagnosis. Gejalanya harus muncul paling tidak saat anak berusia 12 tahun.

Baca juga: 6 Penyebab Susah Fokus dan Konsentrasi

Gejala ADHD lain yang khas adalah perilaku hiperaktif dan impulsif. Mereka tidak bisa duduk diam dan suka berlari meski berada di dalam ruangan. Ketika anak yang menderita ADHD duduk, mereka juga sering bergerak, gelisah, atau melompat-lompat.

Tidak hanya itu, hiperaktif pada anak bisa diketahui apabila mereka banyak berbicara dan merasa sulit untuk bermain dengan tenang.

Anak yang menderita ADHD juga bisa bersikap impulsif. Artinya, anak punya masalah terhadap pengendalian diri mereka. Misalnya ketika anak mengantre mereka akan memotong antrean, menyela orang lain, atau melontarkan jawaban sebelum guru menyelesaikan pertanyaan.

Penanganan ADHD

Obat-obatan stimulan bisa membantu meningkatkan durasi perhatian anak dan mengontrol perilaku yang hiperaktif dan impulsif.

Selain itu, ada beberapa studi yang menyebut pola makan tertentu bisa membantu meningkatka konsentrasi anak, misalnya makanan yang tinggi protein, seperti telur, daging, kacang-kacangan, dan kacang-kacangan.

Orang tua juga bisa mengganti karbohidrat sederhana, seperti permen dan roti tawar, dengan karbohidrat kompleks, seperti pir dan roti gandum. Sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak sebelum mengubah menu makanan anak.

Dengan menjalani pengobatan, sebagian besar anak-anak dengan ADHD akan membaik. Meski gejala ADHD pada anak bisa berlanjut saat tumbuh dewasa, mereka masih bisa mendapatkan penangaan yang sesuai untuk orang dewasa.

Baca juga: Jangan Asal Percaya, Ini Mitos dan Fakta Penyebab ADHD pada Anak

Dukungan bagi anak ADHD

Hasil studi-studi terkini membuat penanganan ADHD semakin baik. Salah satu yang bisa dilakukan adalah konseling untuk membantu anak belajar menangani frustrasi dan membangun harga diri. Ini juga mengajarkan orangtua tentang cara memberi dukungan pada anak.

Selain itu anak bisa belajar pelatihan keterampilan sosial dan melakukan kegiatan terstruktur di rumah. Seperti, membuat jadwal harian agar anak ingat tentang apa yang seharusnya mereka lakukan sepanjang hari.

Ini membantu mereka bisa mengerjakan tugas dan jadwal harian yang dibut harus mencakup waktu-waktu khusus untuk bangun, makan, bermain, mengerjakan pekerjaan rumah dan pekerjaan rumah, dan tidur.

Baca juga: Otak Sulit Fokus, Apakah Tanda ADHD pada Dewasa?

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Sumber WebMD
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com