KOMPAS.com - Maukah Anda mengeluarkan sejumlah uang hanya untuk tidur di dalam bus yang sedang berjalan keliling kota?
Sebagian warga Hong Kong yang mencari tempat kondusif untuk tidur mau melakukannya.
Mereka bahkan rela mengeluarkan uang hingga sekitar Rp 740 ribu hanya untuk tidur di dalam sebuah bus bertingkat selama lima jam.
Tarif tersebut diberlakukan bagi mereka yang mau tidur di dek atas, sementara untuk penumpang yang mau tidur di dek bawah dikenakan biaya sekitar Rp 174 ribu.
Selama lima jam, bus itu akan membawa mereka berkeliling kota sekitar 83 kilometer.
Baca juga: Apartemen Putri Diana di London Resmi Jadi Lokasi Wisata
Seperti dilaporkan AFP, operator bus tersebut juga masih menjalanlan layanan wisata tradisional. Namun, layanan tidur di bus rasanya sudah menjadi "tur" harian yang selalu diminati warga sekitar.
Saat tidur, mereka terlihat menggunakan penutup telinga dan masker sepanjang perjalanan. Karena naik bus untuk tidur, sebagian besar penumpang juga mengenakan pakaian santai, seperti baju tidur dan piyama.
Minat warga terhadap tur ini tak terlepas dari padatnya rutinitas kerja mereka yang tak jarang memicu stres berat.
Kondisi tersebut diperberat situasi pandemi, di mana mereka tidak bisa bepergian untuk melepas penat di hari bebas kerja.
Pada akhirnya, semua situasi tersebut membuat mereka mengalami kesulitan tidur di rumah tetapi dapat tertidur di dalam bus yang berjalan.
"Dengan semua stres ini bertambah, saya pikir banyak orang Hong Kong tidak bisa tidur nyenyak," kata penumpang bus, Ho Wai kepada AFP.
VIDEO: Most of us will have experienced drifting off to sleep during a lengthy bus journey
But would you pay to do just that?
That's the idea behind a novel tour bus business in Hong Kong billing itself as a possible cure for insomnia pic.twitter.com/pnKooid5Bp
— AFP News Agency (@AFP) November 24, 2021
Sementara itu, Frankie Chow, presiden Ulu Travel dan orang di balik gagasan tur unik ini mengatakan bahwa dia membuat rute dengan lampu lalu lintas minimal, sehingga penumpang tidak terbangun oleh bus yang terlalu sering berhenti dan jalan.
Pihaknya mencoba melayani dua kelompok penumpang, yakni penumpang yang berjuang dengan insomnia dan ingin tempat tenang untuk tidur dan mereka yang ingin melihat pemandangan di sekitar Hong Kong selama aturan pembatasan perjalanan berlaku.
Adapun Hong Kong memiliki kebijakan nol Covid-19 dan tetap menjadi salah satu kota yang paling ketat dalam hal karantina di dunia, membuat perjalanan masuk dan keluar menjadi lebih sulit.
Sementara warga Hong Kong membayar hanya untuk tidur dalam bus, sebagian orang Korea Selatan juga melakukan hal serupa untuk mendapatkan ketenangan.
Di sebuah kafe di Korea Selatan, para pelanggan yang mengalami stres bisa mencari hiburan dengan memesan slot waktu untuk duduk diam dan melihat ke luar.
Pada 2015, kafe-kafe senyap juga populer di Jepang, dengan orang-orang berbondong-bondong ke kafe tersebut hanya untuk duduk sendirian dan mendapatkan "me time".
Baca juga: Sejak Kehadiran Smartphone, Rasa Kesepian Remaja Meningkat
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.