Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/12/2021, 13:00 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Tren pengembangan diri seperti "self-help" kini sedang viral dengan didorong oleh penelitian tentang psikologi positif, sehingga membuat orang dapat menjadi lebih bahagia dan sejahtera.

Namun, pada saat yang sama, tingkat kecemasan, depresi, dan tindakan menyakiti diri sendiri juga terus meningkat di seluruh dunia.

Jadi, apakah kita sebenarnya ditakdirkan untuk tidak bahagia, terlepas dari kemajuan dalam psikologi ini?

Menurut sebuah artikel berpengaruh yang diterbitkan dalam Review of General Psychology pada tahun 2005, 50 persen kebahagiaan orang ditentukan oleh gen.

Baca juga: Ternyata, Tidur Amat Pengaruhi Kebahagiaan Anak

Lalu,10 persen tergantung pada keadaan mereka, dan 40 persen pada aktivitas yang disengaja, terutama apakah itu positif atau tidak.

Selama beberapa dekade, peneliti genetika perilaku melakukan studi dengan anak kembar dan menetapkan, antara 40-50 persen varian dalam kebahagiaan mereka dijelaskan oleh genetika.

Ahli genetika perilaku juga menggunakan teknik statistik untuk memperkirakan komponen genetik dan lingkungan berdasarkan hubungan keluarga.

Tetapi, angka-angka ini mengasumsikan, kembar identik dan kembar fraternal mengalami lingkungan yang sama ketika tumbuh bersama.

Untuk mengkritisi temuan itu, pada tahun 2019, peneliti yang sama menulis makalah yang memperkenalkan pendekatan lebih bernuansa tentang efek gen pada kebahagiaan, yang mengenali interaksi antara genetika dan lingkungan kita.

Gen dan lingkungan

Menurut genetika molekuler atau studi tentang struktur dan fungsi gen pada tingkat molekuler, menunjukkan, gen dan lingkungan terus-menerus memengaruhi satu sama lain.

"Gen memengaruhi perilaku yang membantu orang memilih lingkungan mereka," kata dosen senior psikologi positif dan kesehatan di RCSI University of Medicine and Health Sciences, Jolanta Burke

"Misalnya, ekstroversi yang diturunkan dari orangtua kepada anak-anak membantu anak-anak membangun kelompok persahabatan mereka," ujar dia.

Burke juga mengungkapkan, lingkungan dapat mengubah ekspresi gen.

Baca juga: 3 Kunci Kebahagiaan Para Penduduk Paling Panjang Umur di Dunia

 

Sebagai contoh, ketika ibu hamil terpapar kelaparan, gen bayi mereka berubah dan menghasilkan perubahan kimia yang menekan produksi faktor pertumbuhan.

Hal ini bisa mengakibatkan bayi dilahirkan lebih kecil dari biasanya dan dengan kondisi tertentu seperti penyakit kardiovaskular.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com