"Kami menemukan DCHP berikatan kuat dengan reseptor yang disebut pregnane X receptor atau PXR," kata pemimpin tim peneliti, Changcheng Zhou.
"DCHP bisa menghidupkan PXR di usus dan menginduksi ekspresi protein kunci yang diperlukan untuk penyerapan, serta transportasi kolesterol," sambung dia.
Menurut Zhou, eksperimen timnya menunjukkan, DCHP memunculkan kolesterol tinggi dengan menargetkan sinyal PXR usus.
Mereka juga menemukan, mengekspos tikus ke DCHP bisa menyebabkan tingkat molekul lipid lilin yang lebih tinggi, yang disebut ceramide dalam darah.
Dan molekul-molekul tersebut sangat berkaitan dengan peningkatan risiko penyakit kardiovaskular pada manusia, serta meningkatkan konsentrasinya pada tikus yang ditemukan terkait dengan perubahan pensinyalan PXR.
"Ini juga menunjukkan peran penting PXR yang berkontribusi pada efek berbahaya dari bahan kimia terkait plastik pada kesehatan jantung pada manusia," ungkap dia.
Baca juga: Mikroplastik Cemari Sungai di Pulau Jawa: Dari Kresek Sampai Botol
Saat ini, sampah plastik seperti mikroplastik bisa ditemukan di mana-mana, bisa di laut, gunung, bahkan di dalam sampel tinja manusia yang dikumpulkan di seluruh dunia.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pun telah merilis tinjauan kesehatan setelah menemukan partikel plastik di 93 persen air kemasan yang berisiko terhadap kesehatan manusia.
"Sepengetahuan kami, penelitian kami adalah yang pertama menunjukkan efek paparan DCHP pada kolesterol tinggi dan risiko penyakit kardiovaskular pada model tikus," tutur Zhou.
"Hasil kami memberikan wawasan dan pemahaman baru tentang dampak bahan kimia terkait plastik pada kolesterol tinggi – atau dislipidemia – dan risiko penyakit kardiovaskular," ujar dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.